Mohon tunggu...
There J.E.
There J.E. Mohon Tunggu... -

There JE adalah pemerhati buku yang concern terhadap dunia penerbitan dan teknologi informasi. Tinggal di Yogyakarta, dan sangat menikmati buku sebagai 'makanan bergizi' setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Rahasia Menjinakkan Stress ala Pendiri J.W. Marriot

22 April 2014   16:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:21 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13981350881113280758

RESENSI BUKU
Judul: Si Entrepreneur dan Otak Kotornya

Penulis: Rosa Amanda Salim dan Jubilee Enterprise
Penerbit: PT Elex Media Komputindo



"You’ve got to make your employees happy. If the employees are happy, they are going to make the customers happy.”

Kalimat itu diucapkan oleh seorang pengusaha sukses yang namanya tenar bukan main di kancah perhotelan internasional.
John Willard Marriot adalah cikal bakal hotel JW.Marriott yang kini bertengger kokoh sebagai hotel bintang lima. Berawal dari tanggung jawab yang dipikulkan oleh ayahnya, J. Willard Marriot muda mulai berbisnis sejak usia 13 tahun. Ayahnya meminta Marriot untuk berlaku sebagai lelaki sejati tanpa memberitahukan caranya. Untuk mencari cara mendapatkan keuntungan dari usaha bertani kecil-kecilan, itu tak mudah bagi remaja berusia 13 tahun.
Mendapatkan untung yang terbilang lumayan, J. Willard Marriott yang akrab dipangil Bill ini kemudian menyerahkan seluruh keuntungannya pada sang ayah. Figur yang sama pula yang kemudian mendorong Bill untuk melanjutkan usahanya. Hingga akhirnya pria kelahiran Utah tahun 1900 ini membuat sebuah kedai Root Beer kecil-kecilan.
Kedai Root Berr itu kemudian berkembang pesat menjadi sebuah restoran keluarga. Tak berhenti sampai di sana, berdiri pula sebuah motel. Kelanjutannya sudah jelas. Hasil yang ada juga terpampang sekarng ini. Betapa hotel bintang lima J.W.Marriott berdiri di mana-mana sebagai gedung pencakar langit. Tambahan lagi, masih ada 1000 lebih restoran yang dikelola oleh perusahaan Marriott.
Tanggung jawab menyambung hidup untuk seorang bocah lelaki 13 tahun pasti tidak mudah. Merupakan tekanan tersendiri, pastinya. Tetapi bagaimana Bill muda mampu menjinakkan stress itu dan mengembangkannya.
Hingga di akhir hidupnya, ia telah memaknai semua hidupnya. Sekalipun tidak pernah membiarkan pekerja dan anak buahnya berusaha sendiri. Di penghujung usianya, Bill Marriott menggambarkan kehidupannya dengan kalimat yang menampar setiap orang.  “He should live life and make every day count, to the very end. Sometimes it's tough. But that's what I'm going to do.”
Entrepreneur hebat tak luput dari orang tuanya. Seorang ayah seringkali mengajak anaknya “keluyuran”. Kalau sekarang ayah sering mengajak anaknya untuk main Timezone, dulu seorang ayah mengajak anaknya piknik ke tepi sungai. Sembari menikmati hangatnya sinar matahari dan gelitik rumput hijau, sang ayah berkata pada anaknya, “Lihat, betapa air penting bagi kehidupan,” ujarnya sembari menunjuk aliran air sungai yang mengalir lambat di hadapannya.
Di dalam sungai itu ada rombongan ikan yang kebetulan mendengar perkataan itu. Rasa penasaran menggelitiknya, “Apa itu air yang penting bagi kehidupan?” Ia pun bertanya-tanya pada semua teman-temannya sesama ikan. Apa itu air? Tak ada yang tahu.
Ikan  kecil itu begitu penasaran untuk menemukan air. Ia merasa hidupnya tak berarti tanpa air itu. Rasa penasarannya begitu membebani dirinya. Akhirnya ikan kecil itu putus asa dan menemui tetua ikan yang paling senior. Ketika bertanya pada tetua ikan, jawaban yang didapatkannya mengejutkan diri si ikan kecil itu.
“Kamu sekarang ini hidup di dalam air,” jawab si tetua ikan dengan senyum bijaksananya.
Ilustrasi ikan kecil dan air itu menggambarkan stress yang membayangi kehidupan manusia. Bagaimana air yang menghidupi ikan sebenarnya bisa jadi stress yang “menghidupi” manusia.
Stress dengan kadar yang sesuai baik untuk kehidupan manusia. Seperti seorang atlet yang sedang mengikuti olimpiade. Dengan tekanan perlombaan dan beban mental membawa nama negara, membuat atlet memiliki kemampuan lebih ketimbang ketika latihan sehari-hari. Hal itu membuktikan bahwa kadar stress yang cukup dapat memaksimalkan kemampuan seseorang.
Kembali lagi tergantung pada pribadi masing-masing. Putus cinta saja bisa bikin orang “terjun-tanpa-payung” dari atas jembatan. Berniat untuk mengakhiri hidupnya hanya gara-gara ditinggal pacar. Bagaimana stress berlebih juga dapat membuat orang demikian putus asa.
Setiap orang hidup berdampingan dengan stress. Kadar stress setiap orang berbeda-beda. Secara objektif, jika kita mau menjadi hakim stress bagi kehidupan orang lain, maka kita akan melihat efek yang dikerjakan seseorang terhadap kehidupan orang lain. Semakin besar efek pekerjaan seseorang terhadap kehidupan luas, maka semakin besar stress-nya. Lantas kita akan menilai stress seorang dokter akan lebih besar dibandingkan dengan akuntan. Sedangkan akuntan memiliki stress yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemulung. Dan begitu seterusnya.
Padahal bukan begitu menilai tinggi rendahnya stress seseorang. Semua harus dibandingkan dengan kebahagiaan. Dengan apa yang dilakukannya, seberapa besar kebahagiaan yang didapatkan, itu adalah penilaian yang paling objektif untuk suatu stress. Semakin besar kebahagiaan yang didapatkannya, semakin rendah kadar stress. Demikian juga sebaliknya. Makanya, ketika dikatakan pemulung lebih stress ketimbang dokter, hal tersebut mungkbisa saja terjadi.
Setiap orang butuh penghilang stress. Alasannya? Tidak ada orang yang mau hidup dengan banyak tekanan. Semuanya ingin selalu bahagia. Perasaan ringan menjalani hari-hari itu didambakan setiap orang.
Hidup jauh dari stress, itu mustahil. Tetapi orang bisa hidup berdampingan dengan stress. Diawali dengan kesiapan untuk menghadapi stressor-stressor yang ada, maka seseorang akan mampu menghadapi tekanan hidupnya. Kesiapan itu bisa dengan melakukan persiapan hati dan juga latihan.
Untuk mampu menjinakkan stress, orang perlu memahami stressor yang ada. Mencari stressor dan sumbernya dapat dilakukan dengan introspeksi. Setelah memahami stressor, maka seseorang dapat mengendalikan stressor itu. Mulai dengan mengeliminasinya. Kalau mustahil untuk dieliminasi, setidaknya dapat dikurangi secara bertahap.
Seorang entrepreneur yang sudah berkeluarga, misalnya. Dengan peliknya kehidupan rumah tangga dan tinggal serumah dengan mertua, pemikiran inovatif entrepreneur terhambat. Sadar betul bahwa konflik dengan mertua mengganggu kehidupan entrepreneurship-nya, maka patut untuk mengolah sumber stressor itu. Mencari solusi untuk masalah itu akan membuat entrepreneur kembali bisa berpikir inovatif. Win-win solution membuat semua orang bisa jadi bahagia. Si entrepreneur bahagia, keluarga pasangannya juga senang, dan mertuanya hidup dengan tenang.
Mengeliminasi dan mereduksi sumber stressor merupakan cara menjinakkan stress yang tidak mudah. Untuk melakukan hal itu, seseorang patut untuk bersikap proaktif. Segala cara dan metode untuk menghilangkan stressor masing-masing orang tidaklah sama. Karena sumber stressor berbeda satu dengan orang yang lainnya, maka cara masing-masing orang pun berbeda. Butuh kreativitas dan pemikiran masing-masing sehingga tidak bisa diajari atau mencontek metode eliminasi orang lain.
Setelah mengeliminasi sumber stressor, masih ada tahapan lain untuk menjinakkan stress. Yang satu ini tidak dapat dilakukan sekali dua kali. Berbeda dengan eliminasi sumber stressor yang perlu dilakukan sekali untuk menuntaskan segala masalah, relaksasi perlu dilakukan berulang kali. Relaksasi adalah tahapan yang seyogyanya dilakukan semua orang.
Ada banyak metode relaksasi yang ditawarkan hari-hari ini. Yoga, misalnya. Bertajuk kesehatan, bahkan untuk menurunkan berat badan, Yoga banyak dipromosikan. Padahal yoga dengan segala bentuk gerak dan ritualnya itu dapat membantu jiwa untuk menjinakkan stress. Metode lain yang juga dapat dilakukan adalah meditasi. Sejak beberapa abad lalu para pendahulu kita melakukan meditasi dengan beragam cara.
Apabila meditasi dirasa membutuhkan banyak waktu, cara lain yang mudah dilakukan sehari-hari adalah mengatur pernapasan. Bayangkan ketika seseorang sedang marah, frekuensi pernapasan cepat dan jantung terasa berdentum-dentum. Adrenaline bekerja demikian efektif untuk mempengaruhi seluruh sistem persarafan manusia. Dengan kemampuan mengatur pernapasan, kita dapat mengontrol adrenaline agar tidak memburu emosi endiri. Kendalikan pernapasan dengan teratur, maka akan melambat dengan sendirinya. Metode relaksasi pernapasan dapat dilakukan sehari-hari dengan mudah. Mudah, ringkas, dan tidak membutuhkan property atau waktu yang lama.
Relaksasi membuat diri mampu mengontrol sistem otonomi dan emosi sendiri. Setelah melalui dua tahap penjinakan stress, masih ada juga tahapan lainnya. Yang ketiga adalah manajemen pikiran. Manajemen pikiran mempengaruhi cara pandang seseorang. Tetapi untuk mampu mengendalikan pikiran sendiri, perlu melalui banyak pengalaman berarti. Pikiran irasional seringkali muncul pada anak. Maka itu, pikiran irasional yang bertahan hingga dewasa membuat seseorang jadi kekanak-kanakan. Seringkali muncul pernyataan: anak-anak dalam tubuh dewasa. Hal itu menunjukkan kedewasaan yang nihil seiring bertambahnya usia.
Butuh kedewasaan untuk mengendalikan pikiran irasional. Tidak semua orang bisa melakukan hal itu karena memang tidak mudah. Tetapi orang yang sudah tua pun belum tentu dapat melakukan hal itu. Kemampuan tidak berkaitan dengan usia. Semuanya berpusat pada kedewasaan pribadi.
Tahapan yang terakhir dalam mengendalikan stress dan tekanan batin dalam hidup entrepreneur adalah pencegahan. Pencegahan untuk mengalami tekanan sehari penuh perlu dilakukan dengan perencanaan. Entrepreneur sejati dapat memprediksi apa yang akan direncanakannya sehari ini atau dalam periode waktu tertentu. Setiap entrepreneur mampu berpikir beberapa langkah ke depan. Dengan begitu ia tahu betul apa yang akan dilaluinya. Dengan begitu, ia dapat melakukan antisipasi terhadap stress yang akan dihadapinya.
Merencanakan sehari penuh dan tahu secara detail apa yang akan dierjakan baik untuk dilakukan oleh para entrepreneur setiap saat. Antisipasi stressor, tanpa harus menghindarinya, akan mengurangi beban pikiran saat didera stress. Ingat entrepreneur, tak perlu menghindari stressor. Karena hidup tanpa stress itu ibarat makan tanpa garam.
Seseorang yang melatih diri dengan stress management terbukti dapat memiliki kualitas kehidupan yang lebih baik. Kebahagiaannya terbukti lebih besar ketimbang dengan yang tidak mampu menjinakkan stress. Tak peduli seberapa besar dampak pekerjaannya terhadap orang banyak atau masyarakat luas, ia tetap dapat merasakan kebahagiaan berlimpah. Kebahagiaan itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi datang bersamaan dengan stress.
Entrepreneur dengan segala sesuatu pemikiran inovatif bisa jadi menimbulkan tekanan tersendiri. Ada banyak hal yang harus dilakukan oleh entrepreneur. Tahapan untuk mencapai sukses terlihat seperti tangga menuju puncak yang tak terlihat samar-samar ujungnya. Seperti tak akan ada habisnya langkah yang harus dibuat. Memikirkannya cuma menambah stress saja, entrepreneur. Coba lakukan setahap demi setahap dengan menjinakkan stress yang ada. Enjoy!

Saran untuk Para Entrepreneur
•    Carilah guru Yoga. Ikutlah berlatih Yoga. Saat ini Yoga merupakan salah satu metode paling menarik dan praktis untuk menenangkan jiwa yang stress.
•    Antisipasi stress yang paling baik adalah dengan merencanakan kegiatan dalam satu periode tertentu. Dengan demikian, kita bisa “mencari jalur lain” atau “berputar haluan” saat ada “badai kehidupan” tepat di ujung jalan.
•    Stress ditentukan oleh seberapa besar pengaruh kita terhadap orang lain. Para entrepreneur yang memegang kendali atas bisnis “jutaan dollar” menanggung stress lebih banyak. Oleh karena itu, biasakan menerima stress dan kelola agar stress tidak “memakan” pikiran Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun