Penyiar profesional itu mustahil lahir begitu saja, misalkan lantaran ia terbiasa cuap-cuap dalam suatu siaran—atau ia sosok “ngocol” yang bicaranya “ceplas-ceplos”—atau barangkali ia “anak gaul” yang mahir suatu bahasa..!?
Ooh nanti dulu, yakinlah bahwa semua [yang seperti] itu, hanya sekadar nilai tambah bagi seorang penyiar. Ibarat penyanyi terkenal, maka misalkan wajah tampan/cantik—bisa menari—atau bahkan bisa “ngarang” lagu, hanyalah sekadar nilai tambahnya sebagai penyanyi. Ada pun penyanyi profesional, tentu saja ia harus lebih dulu menguasai teknik vokal yang prima—fasih dalam intonasi, beat, atau berimprovisasi—musikalitas yang tinggi—dan lain sebagainya...
Begitu pula penyiar profesional yang sebenarnya, maka untuk mencapai target pembentukannya, sungguh membutuhkan totalitas dan keseriusan diri yang meliputi;
- Pemantapan pilihan terhadap dunia “radio broadcasting”, yaitu sebagai bentuk kecintaan yang [benar-benar] dikelola secara baik dan benar demi menjemput ridha Allah subhanahu wa ta’ala. Selanjutnya bersama pembelajaran—pengalaman—serta bergulirnya waktu, insyaAllah profesi pilihan ini dapat menghasilkan banyak keuntungan yang berkah.Allah subhanahu wa ta’ala berfirman; “Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna, serta rahmat dari Robb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. al-Baqarah {2}:157).
- Mewajibkan diri untuk mememahami dan menerapkan siaran radio yang [benar-benar] di mulai dari basic ilmu "radio broadcasting", dimana pengetahuan tersebut tidak boleh bertentangan dengan akidahnya..!! Bersama kepahaman dan keshalihan yang terbentuk secara berkesinambungan, insyaAllah akan memudahkan pemiliknya untuk mengembangkan kapasitas dan kualitas diri sebagai radio broadcaster profesional yang sebenarnya.Allah subhanahu wa ta’ala berfirman; “Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian ia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)..!?” (Qs. al-Qashash {28}:61).
- Tidak pernah sudi menjadi pecundang sombong yang menerapkan prinsip "katak dalam tempurung", akan tetapi ia sungguh-sungguh memahami prinsip ilmu padi yang merunduk, bahwa; "dari di antara orang yang dikatakan hebat, pasti akan ada orang lainnya yang lebih hebat". Dengan begitu, ia baru akan berhenti belajar dan atau melakukan pembelajaran, apabila sakrotul maut sudah datang menjemputnya.Allah subhanahu wa ta’ala berfirman; “Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Qs. Luqman {31}:18).
- Senang melakukan inovasi dan rajin membuat karya-karya kreatif yang cerdas, mewah, lagi baik dan benar, sehingga dengan begitu menempatkannya sebagai profesional yang benar-benar ahli—dapat di andalkan—serta dapat memberi manfaat untuk banyak orang. Sebab ia sangat paham bahwa profesinya ini dapat di ibaratkan seperti imam [penyiar] terhadap makmumnya [pendengar]. Dengan demikian, sungguh memalukan apabila penyiar [imam] yang misalkan sudah “kentut” [menyebarkan maksyiat] tetap merasa jadi penyiar yang sukses..!? Allah subhanahu wa ta’ala berfirman; “Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, lalu kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, hingga kemudian diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan’.” (Qs. at-Taubah {9}:105).
- Meyakini janji Robb-nya pasti benar dan menjadi keniscayaan, bahwa jika ia bersyukur maka Allah akan menambah nikmat kepadanya. Sebagai salah satu bentuk syukur atas talenta yang dititipkan oleh Allah kepada dirinya, maka ia tidak akan “bakhil” untuk berbagi ilmu kepada siapa pun yang membutuhkannya...Allah subhanahu wa ta’ala berfirman; “Dan (ingatlah juga), tatkala Robb-mu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih’." (Qs. Ibrahim {14}:7).Apabila 5 [lima] pilar hebat tersebut diterapkan secara total lagi istiqomah, barulah saya percaya, bahwa pemiliknya adalah penyiar profesional yang insyaAllah multi—talenta..!! Buya Dive The Radioman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H