Mohon tunggu...
theradina lie
theradina lie Mohon Tunggu... -

to be the best u must be able to handle the worst

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ratchanok Intanon, is Faded?

16 Juli 2016   16:11 Diperbarui: 18 Juli 2016   14:03 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ratchanok Intanon"]M
[/caption]

Siapa tidak kenal Ratchanok Intanon, bintang bulutangkis tunggal putri muda bersinar asal Thailand yang saat ini menduduki peringkat empat BWF. May panggilan akrab Ratchanok, baru saja menjuarai tiga turnamen super series secara beruntun dalam tiga minggu berturut-turut di awal tahun 2016. Tidak tanggung-tanggung, gelar juara India Open 2016, Malaysia Open 2016, dan Singapura Open 2016 disabetnya.

Pemain muda berusia 21 tahun kelahiran Yasotorn, Thailand, 2 Mei 1995 ini pun sempat menduduki peringkat satu dunia versi BWF, menggusur bintang muda lainnya asal Spanyol Carolina Marin serta peraih medali emas Olimpiade London 2012 asal China, Li Xuerui. Sederet prestasi gemilang lainnya juga pernah dicicipi May, sebut saja juara World Badminton Championship di tahun 2013, juara Asia Badminton Championship 2015, dan masih banyak lagi.

May merupakan putri dari pasangan Winutchai Intanon dan Kumpan Suvarsara. May kecil hidup dalam kesederhanaan, kondisi finansial keluarganya yang kurang baik memaksa orang tuanya untuk bekerja di pabrik permen Banthongyord, Bangkhae, Bangkok. May kecil seringkali ikut bermain disana, beruntung sang pemilik pabrik yang khawatir dengan keselamatan May karena bermain dekat tungku panas bahkan gula mendidih, mengarahkan May untuk bermain bulutangkis di lapangan yang ada di kompleks pabrik. Dari sanalah bakat May terasah. Ditambah bumbu kesungguhan dan pantang menyerah, May mulai bersinar menjuarai berbagai turnamen.

[caption caption="Ratchanok Intanon"][/caption]

Bagai ilmu padi yang semakin tinggi semakin menunduk, prestasi May tidak lantas membuatnya tinggi hati. Kesahajaannya terlihat dari sikapnya di setiap pertandingan yang selalu menunduk, dengan kedua telapak tangan menyatu, memberi salam khas Thailand kepada setiap lawan, wasit, service judge, pelatih, petugas yang membersihkan lapangan, bahkan penonton. Sikap inilah yang melekat dalam diri May yang memberikan kesan tersendiri di hati para pendukungnya.

Namun semakin tinggi pohonnya semakin besar pula terpaan anginnya, pepatah ini mungkin sangat tepat untuk menggambarkan kondisi May saat ini. Ditengah persiapannya menghadapi perhelatan olahraga terakbar Olimpiade Rio De Janeiro 2016, sebuah kabar tidak sedap berhembus. Situs berita Thailand, The Nation, pada Rabu (13/7/2016) menyebutkan bahwa Ratchanok Intanon gagal pada tes doping pada Kejuaraan Bulutangkis Asia 2016, di Wuhan, China, April lalu. Dari hasil sampel May, diduga mengandung zat terlarang. Publik tersentak, pro dan kontra mulai bermunculan. Banjir dukungan mewarnai media sosial atlet muda ini. Sulit dipercaya memang, kharisma seorang Ratchanok Intanon terlalu membekas. Rasanya hampir tidak bisa dipercaya seorang May yang santun melakukan hal yang melanggar sportifitas.

[caption caption="Ratchanok's Instagram"]

[/caption]

Deputi Sekretaris Jenderal Federasi Bulutangkis Thailand (BAT), Thanach Assanawapakas, mengklaim Badan Anti-doping Dunia (WADA) belum memberikan konfirmasi terkait kasus doping Ratchanok. "Ratchanok sedang berlatih keras untuk Olimpiade. Dia telah lolos dari serangkaian tes doping," kata Thanach dikutip dari Bangkok Post.

Sementara itu, Meechai Inwood, dokter tim Thailand dari Sports Authority of Thailand (SAT), membenarkan pihaknya sudah melakukan serangkaian tes doping kepada seluruh atlet yang lolos ke Olimpiade dalam dua bulan terakhir, tapi hasilnya tak ada yang positif. Meechai menambahkan, jika Ratchanok benar-benar positif doping, maka dia akan dicoret dari tim.

Pada kasus Ratchanok, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) harus terlebih dahulu mengumumkan bahwa ada zat terlarang dalam sampel tes doping sebelum melakukan konfirmasi secara resmi. "Ini cuma rumor, tapi bisa mengganggu persiapan Ratchanok. Kami harus memberikan dukungan moral kepadanya," ujar Pemimpin SAT, Sakol Wannapong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun