Mohon tunggu...
theradina lie
theradina lie Mohon Tunggu... -

to be the best u must be able to handle the worst

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Belajar Kerja Keras ala Wang Yihan

25 Juni 2016   16:45 Diperbarui: 25 Juni 2016   21:51 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wiki.china.org

[caption caption="Yeaaahhhh!"][/caption]

Kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai salah satu idola saya di dunia perbulutangkisan Tiongkok. Ehm... tapi bukan berarti saya ngga cinta produk dalam negeri loh yaaa. Teteup saya sih dukungnya Indonesia donk. Saya cuma suka kagum sama orang-orang yang berkarakter, ngga manja, gigih dalam berusaha dan mau bekerja keras alias ngga takut capek buat mengejar mimpi-mimpinya. Tipikal orang Tiongkok banget kan ulet dan pantang menyerah. Moga-moga aja energi positifnya bisa terbang dan menular ke saya juga hehehe.

Oke, saya mulai yah ceritanya. Eng ing eng...

Berawal dari saya yang sedang mindah-mindahin saluran tv dan ngga sengaja nemuin pertandingan bulutangkis BCA Indonesia Open 2016 beberapa waktu lalu. Wow... kebetulan nih udah lama banget rasanya ngga nonton pertandingan bulutangkis. Kalo ngga salah yang ditayangkan waktu itu pas babak semifinal nomor tunggal putri. Yang sedang bertanding adalah Carolina Marin dari Spanyol vs Wang Yihan dari Tiongkok. Mungkin saya yang rada kudet yah, baru pertama kali ini saya mendengar nama Carolina Marin. Kalo nama Wang Yihan sih rasanya lebih familiar. Sepanjang pertandingan saya sangat menikmati permainan mereka, sekaligus takjub melihat pukulan-pukulan Carolina  dan Wang yang cerdik dan powerfull. Smash sana sini, Wang sempat keteteran di set pertama dengan 16-21. Tapi di set kedua justru sebaliknya, Wang mampu unggul dengan 21-11, dan sekaligus Wang berhasil menutup set ketiga dengan 21-17 atas Carolina.

Banyak hal menarik di sepanjang pertandingan. Salah satu yang buat saya kagum, Wang kelihatannya punya fighting spirit yang luar biasa. Terbukti dia ngga melempem sedikit pun, padahal kedengarannya mayoritas supporter di Istora justru mendukung Carolina. Lucunya lagi dua putri-putri manis kebanggaan negaranya ini punya kebiasaan teriak-teriak sehabis mencetak poin. Mungkin untuk memotivasi diri sendiri, sekaligus untuk mengintimidasi lawan. Sampai-sampai mereka berdua beberapa kali kena tegur wasit, untung ngga sampai berbuah kartu hehehe... Ngga begitu kedengaran sih ditegurnya karena apa, yang saya tangkap mungkin ngga boleh teriak-teriak sambil menghadap ke arah lawan, kurang sopan kali ya.

Baiklah, saya kembali lagi ke topik, berawal dari pertandingan tersebut, saya jadi penasaran sama salah satu dari mereka berdua. Yup! Wang Yihan. Udah sering dengar namanya, tapi baru kemarin saya penasaran dengan sepak terjangnya. Siapa sih Wang Yihan itu? Wang merupakan salah satu tunggal putri unggulan Tiongkok yang saat ini menduduki peringkat kedua versi BWF. Wang pernah meraih medali emas Badminton World Championship pada tahun 2011, medali perak Olimpiade London setahun setelahnya, medali emas Asian Games 2014 dan sederet gelar bergengsi lainnya. Lahir di Shanghai, 18 Januari 1988. Wang kecil ternyata mulai mengenal olahraga bulutangkis ketika berusia lima tahun. Saat itu, ibunya membelikan sebuah raket bulutangkis kecil yang digunakan Wang untuk bermain bersama sang ibu. 

Di masa kecilnya Wang juga pernah mencoba berlatih renang. Tapi Wang takut air! Sehingga Ia hanya berani berdiri di tepi kolam. Pernah seketika pelatih renangnya mengangkat tubuh Wang dan melemparkannya ke dalam air. Wang menangis, dan sejak saat itu pula Ia tidak berlatih renang lagi. Melihat bakatnya yang besar di bidang olahraga, orang tuanya memasukkan Wang ke sebuah sekolah olahraga yang mengharuskannya untuk tinggal di asrama, waktu itu usianya belum genap 10 tahun. Konon kabarnya Wang sejak kecil punya kebiasaan untuk selalu menceritakan hal-hal baik saja saat Ia pulang kerumah. Seperih apapun jatuh bangun perjalanan karirnya, Wang ngga pernah meneteskan air mata didepan orang tuanya. Karena Ia ngga mau orang tuanya cemas dan tahu saat-saat sulit yang dialaminya. Aduh salutt.. Anak yang berbakti banget ya :')

Lanjut, punya mimpi tinggi menjadi juara dunia adalah salah satu cita-cita Wang saat dirinya mulai bergabung dengan tim bulutangkis Shanghai pada tahun 2002. Perjuangannya mulai membuahkan hasil saat Wang terpilih untuk masuk ke pelatihan tim nasional Tiongkok pada tahun 2003. Ketika itu, keteguhannya diuji, Wang yang memiliki perawakan jangkung dengan tinggi badan 174 cm, dianggap terlalu kurus dengan berat badan 60 kg. Ia kesulitan mengangkat beban seberat 25 kg, disaat teman-teman lainnya mampu mengangkat beban 45 kg (ini sebenarnya mau dilatih jadi atlet bulutangkis apa atlet angkat besi yah...). Namun Wang tidak patah semangat, seringkali Wang menambah porsi latihannya sendiri demi mengejar ketinggalan. Lambat laun kerja kerasnya mulai terbayar, Wang resmi masuk menjadi salah satu anggota tim nasional Tiongkok pada tahun 2004, dan memulai karir internasionalnya. Satu persatu gelar mulai dikoleksinya.

Banyaknya kemenangan yang telah diraih Wang bukan berarti karir olahraganya semulus jalan tol. Wang juga pernah beberapa kali hampir putus asa. Salah satunya saat Ia gagal membawa tim Tiongkok meraih Uber Cup di tahun 2010.

     "Karena saya China kalah setelah sekian lama selalu menang." - Wang Yihan

Kekalahan itu membuat Wang tersingkir dari tim Asian Games 2010. Performa Wang langsung turun drastis. Namun, bukan Wang Yihan jika Ia terus terpuruk dengan keadaan. Wang pun bangkit, hal ini dibuktikan dengan kesuksesannya meraih medali emas diajang World Badminton Championship tahun 2011. Pada tahun yang sama, Wang kembali diuji dengan cedera lutut yang dialaminya. Kalau saya ngga salah ingat. Wang cedera saat melawan Saina Nehwal dari India, yang akhirnya memaksa Wang untuk berhenti ditengah pertandingan. Prestasinya pun merosot lagi, namun dengan kegigihannya Wang kembali bangkit dan menuai prestasi di tahun 2012. Ia dipercaya menjadi tunggal putri pertama yang bertanding memperebutkan poin pertama pada turnamen beregu Uber Cup 2012 melawan Sung Ji Hyun dari Korea. Wang yang pada saat itu kalah di set pertama dan sudah ketinggalan 4 angka di set kedua 20-16 alias match point untuk Korea, tiba-tiba berhasil membalikkan keadaan. Ia merebut game kedua dan sekaligus berhasil memenangkan pertandingan plus menyumbangkan poin pertama untuk tim Tiongkok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun