White Collar Crime Di Indonesia Cukup Marak Beberapa Dekade Belakangan Ini,  White Collar Crime Menonjol Sekali Khususnya Di Gereja- Gereja Pentakosta Dan Neo pentakosta, Hal ini terjadi juga di gereja-gereja Protestan, Ketika sistem Didalam sinode, serta pengawasan Internal Lemah maka Peluang Korupsi terjai disitu. didalam Wadah pelayanan yang berususan dengan hal ketuhanan pun korupsi terjadi . Di Amerika, seorang penipu bernama Barry Minkow sempat ditangkap oleh FBI dan dipenjara selama 25 tahun. Selesai menjalani hukuman, ia menjadi seorang pastor dan menjalin kerjasama dengan FBI dalam upaya memberantas fraud. Hehehe, beberapa tahun kemudian, rohaniwan fenomenal ini kembali ditangkap karena kasus kejahatan pasar modal dan menilap dana gereja.Â
Dokumentasi Pribadi - Ps. El Roi Israel Sipahelut
White Collar Crime ini  acapkali terjadi tanpa kesadaran jemaat yang secara sistematis, terstruktur dan masiv dari mimbar gereja di kumandangkan Pendeta yang Orientasinya adalah Teologia Kemakmuran, ditambah dengan budaya ketimuran indonesia yang masih memegang teguh filosofi sabda pandito ratu yang memang sudah usang dan harus diganti, kita bahas persembahan dulu secara sederhan saja, Karena kaum klerus sering mengatasnamakan Tuhan ketika mengajak dan meminta umat untuk memberikan persembahan, nah dilarang gagal paham soal persembahan ya :
1. Apakah Tuhan Berurusan dengan Persembahan-persembahan yang diberikan jemaat didalam Gereja?
2. Yang Berurusan Dengan persembahan didalam didalam pelayanan yang diselenggarakan Gereja bukanlah TUHAN ALLAH, tetapi pribadi-pribadi, Pendeta, Majelis, dll Merekalah yang mengelola hal itu yang seharusnya untukÂ
Pelayanan itu sendiri
 Kesehjahteraan jemaat
Jadi Ketika kita memberika Persembahan Tidak langsung kepada Tuhan, tetapi Gereja, jadi saya juga sebagai Klerus mengajarkan persembahan segenap segenap hidup kepada Tuhan, apapun itu yang kita miliki, tidak harus uang, misalnya, talenta, Skill, waktu, dll unutk pekerjaan Tuhan didalam Gereja tidak Memaksa, tetapi mendorong umat untuk memiliki kesadaran diri, semakin Rohani seseorang dan menjadi mature (dewasa) dia harus semakin mengasihi Tuhan,, termasuk juga pelayanan yang disenggarakan oleh gereja.
Satu lagi, kalo ada yang bilang PDT nggak mungkin melakukan fraud, dia nggak ngerti apa-apa tentang "white collar crime". Sejarah membuktikan bahwa pelaku fraud bisa siapa saja. PendetaBukan Manusia sakti yang kebal Dosa, masalah lainnya adalah ketika terjadi White Collar Crime didalam gereja seringkali Pengurus gereja baik dari tinggat sinodal bahkan sampai jemaatpun masih berusaha menutupi fraud didalam gereja ini, padahal alkitab membuka kasuh korupsi dalam konteks PB bahkan PL apa adanya sebagai sebuah pelajaran, Pdt juga sebagai manusia Hukum dimana hukum positif mengikatnya bersama dengan gereja sebagai lembaga hukum maka ketika white crime collar terjadi maka pelakunya bisa dikenai saksi pidana maupun perdataÂ
Salah satu Sumber Signifikan laporan Transaksi keuangan paling mencurigakan adalah transaksi dana rekening gereja, ad transaksi -transaksi unik dengan menggunakan rekening gereja mulai dari wash transaction ( Dana masuk Dan menghilang lagi) sampai dengan Transaksi  tak dikenal, rekeing lembaga gereja atau dana umat memang selama ini sudah di spot sebagai rekeing yang beresiko tinggi dari sisi potensi pencucian uang.Â
Pengawasan Organisasi dalam lembaga Gereja juga harus konsisten dengan pelaporan yang berlapis, hari ini sistim pengamanan uang sudah dengan mudah bisa diterapakan didalam lembaga Gereja yang bisa bekerjasama dengan Pihak bank untuk melindungi dana umat, lalu finansial report secara berkala juga disampaikan kepada jemaat disertai print out poisisi kas kepada jemaatÂ
didalam Gereja-gereja Pentakosta -neo pentakosta sistim gerejawi yang mengijinkan gembala memgatur keuangan secara otonom ini juga berpotensi white collar crime, kalau jujur dan transparan selama jemaat kecil tidak apa-apa, tetapi kemudian jemaat bertambah banyak, maka financial report dengan sistim financial Opening kepada jemaat itulah yang membuat seorang pendeta atau klerus tidak ada didalam danger zone dan berpotensi melakukan Crime white Collar
selain hal-hal tersebut diatas hal terpenting adalah manusia juga dalam hal ini pendetanya serta pengurusnya harus menjadi  manusia-manusia bermoral yang dapat dipercaya dan mempunyai kekudusan Financial, Kasus Terbaru terjadi di sebuah Sinode terbesar di Maluku, dimana korupsi terjadi secara sistematis masiv dan terstruktur yang mengakibatkan dana umat ditilap Oknum ketua Sinode dan kroninya dengan potensi kerugian 6,8 Milayr Rupiah, lucunya pengurus yang kontra dengan pelaku Korupsi dipindahkan tanpa melalui prosedur Ad/art sebagai Hukum tertinggi bagi Gerja Sebagai Organisatoris( kerknoschap)
kasus-kasus semacam ini seringkali terjadi, tetapi menguap beegitu saja, seperti alasan-alasan yang sudah saya kemukakan diatas,  lucunya seringkali diselesaikan dengan doa, dengan kasih, padahal justru  hal ini membuat  Gereja sebagai oragnisatoris maupun Organisme Ilahi tenggalam dalam Lubang Dosa. Harta, tahta, Wanita adalah 3 pencobaan klasik yang umum sudah diketahui adalah yang sering mendekati para klerus sebagai penatalayanan dari Organisme Ilahi Milik Allah.
akhinya catatan pendek ini saya akhiri dengan  Suara Kebenaran dari I Korintus 4 : 1-2 Demikianlah Hendaknya Orang memandang kami sebagai Hamba-hamba Kristus, yang kepadanya Dipercayakan Rahasia Allah. yang Akhirnya Dituntut dari pelayanan-pelayanan yang demikian Ialah bahwa mereka ternyata dapat dipercayai ( sebagagai Pengelola serta penatalayanan Dari Semua Milik Allah Sebagai  Majikan Kita,) Pro Christo  Contra Mundum, Solideo Glori.
Penulis : El Roi Israel Sipahelut I Senin 8 Februari 2021 I 13:53 Wita I Dauhwaru- Asrama Panti Asuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H