ALL PAIRS TESTING
All pairs testing atau bisa juga disebut dengan pairwise testing adalah sebuah metode dalam software testing yang mengetes semua kemungkinan kombinasi diskrit dari setiap parameter inputan yang masuk seperti algoritma software. Dengan memilih test vectors nya dengan hati-hati, hal ini dapat diselesaikan lebih cepat dibandingkan dengan mencari semua kombinasi parameter dengan mensejajarkan test dari pasangan parameter input tersebut. Jumlah dari test yang dilakukan biasanya adalah O (nm) dimana n dan m adalah jumlah kemungkinan dari setiap parameter yang paling banyak dipilih.
Alasan kita menggunakan all pairs testing adalah karena biasanya jenis bug yang paling mudah atau sederhana biasanya dapat di picu (di trigger) oleh hanya sebuah parameter tunggal. Selanjutnya kategori bug yang paling sederhana terdiri dari interaksi yang mandiri diantara pasangan parameter, yang dapat ditangkap dengan metode all pair testing ini.
DECISION TABLE TESTING
Adalah sebuah metode testing yang memiliki komponen diantaranya table yang berisi matriks dari setiap test case yang dibuat. Setiap kolomnya menggambarkan sebuah kombinasi unik dari setiap output yang dihasilkan dati test case yang dibuat tadi. Table matriks ini dibuat dengan tujuan mengetahui sebuah struktur logic dari sebuah program.
Step-by step melakukan decision table testing
1.Buatlah list test case yang akan digunakan
- ·Tulis semua kemungkinan test case yang bisa diasumsikan
- ·Buat cluster-cluster dari test case yang berhubungan
- ·Letakkan testu case yang paling mendominasi pada bagian pertama
- ·Letakkan test case yang multi value terakhir
- 2.Kalkulasikan jumlah dari test case yang mungkin
- 3.Isilah kolom-kolom table dengan semua kombinasi yang mungkin
4.Kurangi jumlah test case tang tidak mungkin
5.Cek kembali semua test case yang tersisa
6.Tambahkan efek dari hasiltest case yang dimasukkan tadi
STATE TRANSITION TESTING
State transition testing menggunakan model sistem,
yang terdiri dari:
-Status yang terdapat dalam program
-Transisi antar status-status tersebut
-Kejadian yang merupakan sebab dari transisi-transisi tersebut
-Aksi-aksi yang akan dihasilkan
• Model umumnya direpresentasikan dalam bentuk state
transition diagram.
• Test cases didisain untuk memeriksa validitas transisi
antar status. Test cases tambahan juga akan didisain
untuk testing terhadap transisi-transisi yang tidak
termasuk dan tidak dispesifikasikan.
State transition diagram di atas terdiri dari:
- Status, seperti displaying time (S1).
- Transisi, seperti antara S1 dan S3.
- Kejadian yang menyebabkan transisi, seperti
- “reset” selama status S1 akan menyebabkan
- transisi ke S3.
- – Aksi yang merupakan hasil dari transisi, seperti
selama transisi dari S1 ke S3 sebagai hasil dari kejadian “reset”, aksi “display time” akan terjadi.
Test cases untuk transisi yang tidak valid
• Tes transisi status didisain untuk cakupan
perubahan (switch) hanya untuk melakukan tes
sekuensial yang valid dari transisi. Testing
yang komprehensif akan mencoba untuk
melakukan tes terhadap transisi yang tidak
valid.
• Diagram transisi software di atas hanya
memperlihatkan transisi-transisi valid. Suatu
model transisi status yang secara eksplisit
memperlihatkan transisi tidak valid adalah
tabel status (state table).