Mohon tunggu...
Habib Hayub Alfaraby
Habib Hayub Alfaraby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan lama menunda aksi karena sejarah tercipta setiap hari

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Media Sosial Berperan Besar terhadap Kesehatan Mental Generasi Z

22 Oktober 2024   11:49 Diperbarui: 22 Oktober 2024   12:00 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Media sosial adalah layanan digital yang membenkan penggunanya sarana untuk mengirim suatu data, berkomunikasi, dan membuat suatu konten secara online. Pengguna dapat menampilkan informasi pribadi atau bisnis di media sosial. Jadi, media sosial tidak hanya digunakan untuk fungsi pribadi, tetapi juga dapat dijadikan tempat pemasaran suatu bisnis Hal ini terbukti efektif karena mampu menghubungkan banyak orang dalam jarak jauh menggunakan layanan yang terhubung dengan internet. Beberapa contoh media social adalah Facebook, Instagram, Twitter(X), Fikrok, dan lain sebagainya.

Media sosial memudahkan banyak orang untuk berkomunikasi dengan teman, kerabat, atau orang yang jauh. Rasa rindu dan kesepian terobati hanya dengan mengakses media sosial dan terhubung dengan banyak orang di waktu yang sama. Tidak hanya terbatas dalam skala nasional, tetapi media sosial menghubungkan berbagai belahan dunia sehingga berkenalan dan berteman dengan orang asing tidak lagi menjadi hal yang mustahil.

Generasi Z adalah generasi yang lahir dari tahun 1997-2012. Generasi ini merupakan generasi pertama saat usia produktif yang mencicipi internet sebagai hal yang sudah biasa dalam kehidupan sehari-hari. Generasi Z mampu beradaptasi dengan cepat dan segera mahir dengan teknologi zaman digital terutama media sosial. Namun, kelebihan yang besar ini diiringi pula dengan kekurangan yang besar. Sebagian generasi 2 tidak mahir dalam pekerjaan bersifat praktik akibat kecanduan teknologi sehingga mengakibatkan kesehatan mental yang buruk.

Media sosial memengaruhi sebagian besar kondisi mental di zaman sekarang terutama para generasi Z. Media sosial menyediakan konten-konten yang dapat diikuti oleh banyak orang Konten-konten tersebut tersebar secara menyeluruh, baik yang mengandung nilai positif maupun yang berdampak tidak baik bagi yang menyaksikannya. Salah satu contohnya adalah fitur berbagi cerita/status di media sosial. Berbagi cerita tidaklah menjadi masalah asalkan tidak bermaksud buruk atau tidak melanggar norma dan etika. Namun, pengguna media sosial bisa siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lansia. Respon suatu pihak terhadap cerita yang dibagikan tentunya berbeda-beda. Ada yang mengapresiasi, ada yang tidak peduli, dan ada yang merasa tidak suka atau ini setelah melihat cerita yang dibagikan Ini hanyalah satu dari beberapa contoh media sosial memengaruhi mental seseorang.

"Dulu, pembentukan identitas terpusat pada didikan orang tua seperti yang diajarkan olch Teon Sigmund Freud. Namun, seiring perkembangan media sosial, platform ini berpengaruh besar dalam membentuk karakter dan mental anak-anak," ujar Prof Rachmah Ida M., Comms, Ph.D., salah seorang pakar media Universitas Airlangga (Unair).

Menurut Halodoc, gangguan mental yang paling umum terjadi adalah depresi atau kecemasan. Depresi adalah gangguan mental dengan gejala hati yang sedih dan cemas berkesinambungan sehingga mengganggu aktivitas. Gangguan ini dapat dipicu dari perasaan tersinggung, rendah dr, merasa tidak berharga, dan perasaan bersalah yang mana semua faktor ini sangat mudah didapatkan melalui media sosial Generasi 2. cenderung membandingkan dirinya dengan orang yang mereka lihat di media sosial Selain itu, adanya komentar atau tanggapan yang tidak mengenakkan seperti cyberbullying dapat memperparah depresi seseorang.

Kesehatan mental berkaitan erat dengan kualitas tidur. Kualitas tidur yang baik dapat memulihkan kebugaran jasmani dan rohani. Dilansir dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penggunaan alat elektronik visual seperti TV dan ponsel harus dihindari 30 menit sebelum tidur untuk mendapatkan istirahat yang maksimal. Kontras sekali dengan budaya generasi 2 yang tetap berselancar di media sosial sebelum tidur. Dalam kasus yang lebih parah, beberapa orang tidak tidur semalaman karena begadang bermain ponsel. Pola dan kualitas tidur yang buruk mengakibatkan menurunnya kebugaran rohani yang berpengaruh pada kondisi mental.

Evaluasi dan manajemen diri sangat penting untuk menghindari atau mengobati gangguan mental yang diakibatkan media sosial. Pengaturan jadwal dalam menggunakan ponsel mesti diperhatikan agar tidak berlebihan dalam menggunakan ponsel Memperbanyak aktivitas di dunia nyata juga menjadi cara yang tepat untuk melakukan detoks diri dari media sosial. Selain itu, informasi media sosial juga harus dipilah-pilah untuk menghindar konten-konten yang tidak bermanfaat. Diharapkan, generasi Z dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial sehingga tercipta generasi yang cerdas secara pikiran, fisik yang bugar, dan kesehatan mental yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun