Mohon tunggu...
WAHYU PAMBUDI
WAHYU PAMBUDI Mohon Tunggu... -

just pambudi, just me

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lamaran Ditolak Dukun Bertindak

30 November 2013   16:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:29 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu selesai wisuda, sudah terlihat hiruk pikuk teman-teman yang ingin mendapatkan pekerjaan segera. Setiap sabtu dan minggu warung kopi Gresik milik Cak Ron yang ada di Gebang dekat gerbang ITS adalah saksi abadi, bagaimana kita para pencari kerja hanya pesan secangkir kopi untuk kemudian berebut koran.

Mengirim lamaran terkadang memang harus disertai kesabaran dan pengorbanan, apalagi jika ternyata lamaran kita sama sekali tidak lolos seleksi administrasi alias tidak dipanggil interview atau psikotest. Dan bakal senang luar biasa apabila ada perusahaan yang memanggil. Teman sekosku kebetulan ada 4 orang yang berasal dari lulusan yang sama, Arsitektur ITS dan semuanya berlomba untuk bisa segera mendapatkan pekerjaan kecuali aku (saat itu aku sudah mulai siaran, jadi merasa belum segera harus pekerjaan).

Salah satu di antaranya adalah sebut saja A. IPK-nya di antara kami  termasuk yang paling tinggi, tetapi entah kenapa dari sekian puluh lamaran yang telah dikirimkannya satu pun yang lolos interview. Teman-teman pada ngeledek, interview tergantung faktor muka, sadis ya. Hingga suatu hari sepulangnya dari kampung tiba-tiba dia sumringah dan pamer sesuatu. Sekantong bubuk ajaib bilangnya. Dan berceritalah dia tentang bubuk ajaibnya yang dia bilang diberi oleh kyai di kampungnya, dia menjamin setiap lamaran yang dikirim bakalan dipanggil. Wah ini namanya lamaran ditolak dukun bertindak.

Setengah tidak percaya, kita semua iseng saja menaburkan bubuk tadi di masing-masing surat lamaran yang hari itu kami siapin. Waktu itu lamaran yang aku kirimkan untuk sebuah TV Lokal di Surabaya. Dan segera berlalu hingga seminggu kemudian telepon kos berbunyi tanpa henti dalam sehari itu dari perusahaan-perusahaan yang kami lamar. Semua lamaran yang kami kirimkan mendapatkan kesempatan interview termasuk aku, langsung semua pandangan tertuju ke A yang tersenyum simpul membenarkan jika semua itu efek dari bubuk ajaib.

Antara takut, kuatir, percaya ngga percaya, tapi memang kejadiannya begitu, entah kebetulan atau bukan, bahkan aku pun akhirnya datang ke interview di sebuah TV lokal yang aku lamar. Memang sih proses interview lancar hingga ada juga yang masuk tahap psikotest, tapi ternyata setelah selesai semuanya, tetap saja tidak ada satupun di antara kami yang diterima. Pas giliran kita protes ke si A, dengan santai dia bilang, kan memang tujuannya buat dipanggil doang bukan diterima. Usut punya usut ternyata dia pengen merasakan bagaimana rasanya diinterview. Yaelah, nanggung amat ya. Kenapa ga minta bubuk yang lebih mujarab biar kita semua diterima kerja. Dasar A oooh A.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun