Mohon tunggu...
WAHYU PAMBUDI
WAHYU PAMBUDI Mohon Tunggu... -

just pambudi, just me

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kesempatan Kerja Bisa Datang Kapan Saja - The Power of Friendship

30 November 2013   14:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:29 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selepas wisuda dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, hasrat untuk melamar pekerjaan sesuai dengan pendidikanku bisa dibilang tidak ada. Saat itu aku masih aktif freelance di sebuah radio swasta sebagai penyiar, lumayan fun kerjaannya sehingga walaupun honornya pas buat bayar kamar kos dan jajan, aku sudah merasa cukup. Tetapi akhirnya tersadar juga pada dasarnya kebutuhan makin banyak dan tidak memungkinkan hanya mengandalkan honor siaran, tekad kubulatkan harus mencari pekerjaan yang lebih mapan.

Andalanku buat mencari lowongan adalah Kompas Sabtu-Minggu yang pasti banyak sekali iklan lowongan kerjanya, dipastikan tiap senin pagi aku sudah siap mengirimkan beberapa lamaran pekerjaan, ngga kebayang sudah berapa banyak yang kukirim. Hampir semuanya sampai pada tahap proses psikotest dan interview, tapi kebanyakan  ternyata ngga sesuai gaji atau job descriptionnya kurang menantang.

Sampai pada suatu hari sehabis main bola sore di lapangan ITS, sahabatku, sebut saja Mr. G, seorang job seeker freak (karena dia hobby banget kirim lamaran pekerjaan kemanapun dan kapanpun, padahal dia sebenarnya sudah bekerja di sebuah multinational company) ngajak masuk ke Student Advisory Center yang berada pas di depan lapangan bola pengen liat lamaran. Enggan sebenarnya, soalnya pasti lamaran di SAC standar IPKnya lumayan tinggi, jadi pasti kebanyakan ngga akan lolos seleksi administrasi oleh mereka. Soalnya sadar diri sebagai pemilik IPK pas-pasan. Cuman karena dia ngotot banget ya sudahlah, buat menemani sahabatku itu ngga ada ruginya.

Tiba-tiba Mr G teriak-teriak girang kayak nemu barang hilang, dia teriak ke aku harus masukin lamaran ke sebuah perusahaan alat berat terkemuka di Indonesia. Pas aku liat memang posisinya cukup menantang, Kalimantan Area Customer Service, tapi begitu baca prasyaratnya, sudah males saja bawaannya, soalnya mintanya IPK 3 dari skala 4 yang ngga mungkin banget. Cuman mungkin itulah guna sahabat, that's what friends are for, dia tetap dengan semangat minta aku buat masukin lamaran ke SAC.

Keesokan harinya, walaupun dengan keengganan tingkat maksimal plus sudah yakin tidak bakal lolos tahap seleksi administrasi aku masukin semua berkas kelengkapan yang diminta ke pihak SAC ITS. Kira-kira dua minggu kemudian Mr G sepulang kerja dan mampir ke SAC, dia main ke kosku dan bilang kalau aku masuk tahap psikotest, setengah ngga percaya, malam itu juga aku diantar naik motor ke SAC buat lihat pengumuman siapa saja yang lolos. Hari itu memang tanggal pengumuman siapa yang berhak psikotest setelah dinyatakan lolos administrasi, tetapi karena sudah yakin banget tidak bakal lolos, sepulang siaran ngga ada keinginan melihat sama sekali pengumumannya ke SAC.

Pas tiba di SAC dan beneran melihat namaku ada di daftar tersebut sudah serasa lolos UMPTN dulu. Soalnya ngga percaya juga rasanya bisa lolos, IPK-ku benar-benar kurang dari prasyarat yang ditentukan, jadi rasanya sudah kayak diterima kerja, padahal baru juga test psikologi. Akhirnya mulailah menjalani proses test psikologi, lolos, lanjut interview dengan psikolog, lolos, lanjut interview dengan user, lolos, dan pada saat yang terakhir dengan HRD untuk nego gaji di Jakarta, Alhamdulillah, lolos juga dan aku dinyatakan diterima. Beneran, belum pernah aku excited dengan sebuah pekerjaan, selain waktu itu. Dan akhirnya aku memulai tugasku di Balikpapan, setelah sebelumnya OJT di kantor pusat Jakarta selama 3 bulan.

Ternyata kesempatan kerja bisa datang kapanpun dan bagaimanapun caranya, yang paling penting saat mencari pekerjaan dengar juga saran dan masukan dari pihak lain, terutama sahabat-sahabat kita karena mereka mungkin yang paling tahu dengan kemampuan yang kita miliki yang belum tentu kita sendiri menyadarinya. Namun yang penting juga jika dapat masukan dari sahabat kita, minta agar memberikan secara objektif bukan hanya sekadar lip service untuk sekadar menyenangkan hati kita dan kita pun bisa memberikan hal sebaliknya buat sahabt-sahabat kita. And that's one of the part of the power of friendship. Jangan pernah meremehkan apa kata sahabat kita.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun