Mohon tunggu...
Theovillus Nathan Yundra
Theovillus Nathan Yundra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

seminaris tingkat 1 seminari mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kehidupan di Seminari

4 Oktober 2024   08:50 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:59 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saya mauk seminari pada tanggal 21 juni 2024,awalnya saya senang karena saya bisa menjadi seminaris. Tetapi semuanya berubah ketika saya ditinggal oleh orangtua saya, saat orangtua saya meninggalkan seminari saya langsung mencari tempat sepi untuk merenung. Awlanya saya merasa, tempat saya seharusnya bukan di Seminari, saat awal masuk saya dekat dengan anak gelombang 2 karena sebelumnya kami sudah berkenalan. Saat POSE (Pekan Orientasi SEminari) saya merasakan begitu lama sekali karena saya hanya berfikiran untuk pulang kerumah. Minggu-minggu awal saya masih tidak kerasan di Seminari karena saya masih merindukan suasana rumah yang menyenangkan.

Setelah memasuki minggu ketiga saya mulai bisa menerima keadaan saya yang sekarang sebagai seminaris, karena saya sudah mulai memiliki banyak teman yang asik dan mau menerima saya. Kegiatan sudah mulai berjalan dari ekstrakulikuler hingga pelajaran. Selain pulang kerumah yang saya tunggu ketika masa 40 hari adalah HOT, karena HOT saya dapat bertemu dan berdinamika dengan orang tua saya. Saat HOT MP dan KPA kami semua menampilkan lagu untuk kedua orang tua, saatsedang menyanyi saya hampir menangis karena terharu bisa bertemu orangtua setelah masa 40 hari.

Setelah masa 40 hari kami sangat senang karena orangtua membawakan makanan dan snack, selain itu saya juga senang karena fasilitas seperti TV, COMET, dan R.Komputer bisa di gunakan. Yang saya tunggu setelah masa 40 hari adalah ambulasi, ambulasi biasanya saya berjalan jalan keliling seminari untuk melihat keadaan di sekitar Seminari. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun