Mohon tunggu...
Vani Sitorus
Vani Sitorus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

believe what you want to happen, you'll find a miracle

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bayi Butuh Inkubator, Orang Tua Tak Punya Uang

17 Desember 2014   18:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:07 6414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14187957421074774105

Bayi Prematur merupakan kondisi kelahiran bayi di mana seorang bayi lahir sebelum cukup bulan. World Health Organization (WHO) mendefinisikan waktu kelahiran dikatakan prematur jika belum genap 37 minggu. Penyebabnya sering kali tidak dikenali, bisa bersifat spontan, genetik, kelahiran kembar, infeksi, kondisi kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, serta lainnya.

Data WHO menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 10 besar di dunia dalam jumlah terbesar kelahiran bayi prematur. Hal ini berarti bahwa kelahiran di Indonesia masih sangat rentan terhadap kejadian prematuritas. Biasanya, kelahiran bayi prematur akan diikuti dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), yaitu berat badan bayi di bawah 2,5 kilogram. Oleh sebab itu, perlu penanganan khusus terhadap bayi prematur. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kematangan fungsi organ bayi belum sempurna sehingga rentan terhadap penyakit infeksi, serta berat badan bayi masih di bawah normal sehingga ketahanan tubuh bayi terhadap lingkungan baru (terutama suhu) masih rentan.

Adalah Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA. seorang Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya untuk dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan. Beliau menciptakan inkubator yang didesain khusus untuk dapat dipinjamkan ke rumah bagi siapa saja yang membutuhkan inkubator gratis. Inkubator didesain dengan konsep alamiah dan mudah dibawa. Tentu saja ada syarat dalam peminjamannya, yaitu bayi harus sudah bisa dinyatakan pulang oleh rumah sakit. Hal ini terkait dengan tingkat urgenitas keadaan bayi berdasarkan kondisi fungsi organ tubuhnya.

Beberapa referensi menyebutkan dana yang diperlukan untuk penyewaan inkubator di rumah sakit bisa mencapai 1,5 juta per hari dan rata-rata bayi membutuhkan perawatan tersebut selama satu minggu. Bisa dikatakan bahwa hal ini cukup berat bagi keluarga yang tidak mampu. Namun, tidak sigapnya perawatan bayi pada bayi prematur dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian bagi bayi. Oleh sebab itu, program sosial ini sangat berkenaan secara langsung untuk menekan kejadian kesakitan (morbiditas) pada seorang bayi prematur.

Bagaimana inkubator dapat dipinjamkan dan kapan harus dikembalikan? Orang tua bayi prematur yang membutuhkan inkubator dapat mengirimkan SMS ke nomor 0856-5931-2070 (SMS center). SMS tersebut harus dilakukan oleh orang tua si bayi dikarenakan akan ada beberapa pertanyaan mendalam terkait kondisi bayi, lokasi tempat tinggal, serta memantau perkembangan bayi setelah inkubator dipinjamkan. Peminjaman ini GRATIS tanpa dipungut biaya. Biasanya inkubator dipinjamkan sampai si bayi memenuhi berat badan normal, yaitu 2,5 kilogram atau bayi sudah tidak betah di dalam inkubator. Tidak perlu khawatir mengenai pengaturan suhu karena inkubator ini sudah didesain secara otomatis pada suhu 33 - 35° C dengan beban listrik 2 x 25 watt. Inkubator tidak akan bekerja pada suhu di luar pengaturan tersebut.


Program ini sudah berjalan sejak tahun 2012 dan telah sukses membantu banyak keluarga dengan kelahiran prematur. Ada 14 kota yang sudah terjangkau oleh program ini, yaitu Jabodetabekban, Cilegon, Karawang, Pemalang, Semarang, Magelang, Yogyakarta, Malang, Jember, Denpasar, Banda Aceh, Perawang, Ngandak (Kalbar), Sopeng (Sulsel), Makassar (Sept 2014). Semoga program ini dapat terus dikembangkan dengan bantuan dan kerja sama dinas pemerintah daerah untuk menekan angka kesakitan dan kematian pada bayi.

Fanpage FB: https://www.facebook.com/InkubatorBayi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun