Obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh penerbit yang bisa merupakan Pemerintah ataupun perusahaan untuk meminjam sejumlah dana dari investor untuk sebuah project. Investor yang meminjamkan uangnya diberikan imbal hasil berupa kupon (bunga) yang dibayar secara periodik yang dalam hal ini bisa dibayarkan setiap bulan,setiap 3 bulan maupun setiap 6 bulan hingga jatuh waktu jatuh tempo dari obligasi tersebut.Â
Obligasi dapat terbagi menjadi 2 secara umum yaitu:Â
- Obligasi pemerintah: surat hutang yang diterbitkan oleh pemerintah dapaat berupa surat hutang negara (SUN) yang mana jenis obligasi ini memiliki resiko yang sangat rendah karena didukung oleh pemerintah. Obligasi jenis ini sangat cocok untuk investor yang mencari keamanan.
Obligasi Korporasi: Surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan seperti perusahaan energy dan bank. Obligasi ini memiliki resiko yang lebih tinggi apabila di bandingkan dengan obligasi negara karena pembayaran imbal hasil tergantung dari performa keuangan perusahaan itu sendiri. Obligasi jenis ini biasanya menawarkan bunga yang lebih tingii dari obligasi pemerintah. Obligasi jenis ini sangat cocok untuk investor yang berani mengambil resikoÂ
Manfaat dari berinvestasi pada obligasi:Â
- Pendapatan tetap: obligasi memberikan arus kas yang stabil melalui pembayaran bunga.
- Diversifikasi: membantu mengurangi resiko total karena biasanya pergerkan obligasi dan saham berkolerasi negatif.Â
- Keamanan: obligasi pemerintah secara khusus memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.
- Â Potensi keuntungan modal: Ketika suku bunga turun,harga obligasi cenderung naik,maka memberikan potensi keuntungan jika obligasi dijual sebelum jatuh tempo.Â
Selain manfaat,sama halnya seperti berinvestasi pada instrumen lainnya,berinvestasi pada obligasi pun memiliki resiko yaitu:
- Risiko suku bunga: kenaikan suku bunga dapat menurunkan harga obligasi,maka semakin panjang durasi obligasi,semakin besar risikonya.
- Risiko gagal bayar (default risk): hal ini umumnya terjadi pada obligasi korporasi yang mana ada kemungkinan dimana penerbit obligasi tidak dapat membayar bunga maupun pokok.
- Risiko inflasi: inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli pembayaran bunga.Â
- Risiko likuiditas: beberapa obligasi mungkin sulit dijual (sebelum jatuh tempo) tanpa mengorbankan harga.
Strategi dalam berinvestasi obligasi:Â
- Strategi buy and hold: memegang obligasi hingga jatuh tempo guna mengurangi risiko fluktuasi harga dalam jangka pendek dan menikmati pembayaran bunga.
- Laddering: membeli obligasi dengan tanggal jatuh tempo yang berbeda-beda sehingga membantu mengurangi risiko suku bunga dan dapat memberikan akses kepada dana dalam interval yang berbeda (dapat menjadi arus kas di dalam pasif income).
- Barbell strategy: membeli obligasi jangka panjang dan pendek secara bersamaan sehingga mengkombinasikan keamanan jangka pendek dengan potensi imbal hasil yang lebih tinggi daripada obligasi jangka panjang.
- Diversifikasi: berinvestasi di dalam tipe obligasi yang berbeda untuk mengurangi risiko keselutuhan.Â
Secara umum berinvestasi pada obligasi atau surat hutang dapat menjadi komponen penting dalam perencanaan portfolio investasi,secara khusus bagi pemula yang mencari cara untuk menghasilkan pendapatan tetap seraya mengelola risiko yang terukur.Â
Namun,seperti halnya dalam berinvestasi pada asset lainnya,sangat penting untuk melakukan riset yang mendalam dan jika diperlukan berkonsultasi dengan penasihat keuangan untuk memastikan bahwa strategi investasi anda sesuai dengan tujuan profil risiko anda .
Salam Cerdas KeuanganÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H