Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

“Tugu Khatulistiwa” Tak Sebesar Namanya

30 Januari 2016   18:04 Diperbarui: 30 Januari 2016   18:24 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ruangan tugu Khatulistiwa. Dokpri"][/caption]Indonesia adalah salah satu negara yang di lintasi oleh garis khatulistiwa. Memang ada banyak keuntungan yang di dapat, serta kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia jelas sangat banyak dan beragam. Kekayaan yang ada di darat, laut maupun dalam perut bumi. Keanekaragaman hayati juga sangatlah beragam, hingga terdapat banyak sekali spesies endemic dari Indonesia. Hutan hujan tropis melengkapi keindahan dan keanekaragaman bentang alam Indonesia. Kawasan hutan Indonesia juga termasuk ke dalam paru paru dunia yang apabila keseimbangannya terganggu maka iklim dunia juga akan merasakan dampaknya.

Di Indonesia sendiri daerah yang di lewati garis khatulistiwa adalah yang bagian utara. Jelas karena tidak semua negara dilalui oleh garis khatulistiwa, maka ini memberikan nilai lebih bagi Indonesia. mungkin hal ini pula yang mendasari di bangunnya tugu khatulistiwa. Tugu ini sendiri berada di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Sebagai tugu yang fenomenal maka tak heran jika kemudian tugu khatulistiwa dijadikan sebagai icon dari Kota Pontianak.

Karena tugu ini menjadi kebanggaan warga Pontianak maka sudah sewajarnya jika tugu ini memiliki keistimewaan. Tentunya sudah kita ketahui bersama bahwa apabila kita tepat berada di atas garis khatulistiwa maka gaya gravitasi bumi akan sangat rendah, hal ini pula yang menyebabkan keunikan tersendiri.

Namun sekarang keunikan itu sudah tidak lagi dapat di rasakan saat kita berada di Tugu Khatulistiwa. Dulu saat kita meletakkan telur tepat di garis khatulistiwa maka telur tersebut akan berdiri tegak. Tugu Khatulistiwa memang dulunya dibuat tepat di atas dari garis Khatulistiwa, namun sekarang keadaannya telah berubah. Factor alam menyebabkan Pulau sebesar Borneo (Kalimantan) dapat berubah posisinya.

Entah Faktor alam yang seperti apa saya sendiri kurang tahu (maaf ga pernah belajar) yang jelas garis khatulistiwa telah bergeser dari posisi semula. Mungkin jika saat ini di ukur kurang lebih sekitar 100 meter bergeser dari Tugu Khatulistiwa. Lumayan jauh sebenarnya. Hal ini menyebabkan keunikan dan keistimewaan dari Tugu Khatulistiwa hilang. Tinggal cerita saja yang dapat saya nikmati dari warga sekitar tentang keunikannya dulu.

Namun ini tidak menjadikan Tugu Khatulistiwa di tinggalkan oleh para pengunjung karena sebagai icon kebanggaan tentunya pemerintah juga tidak tinggal diam. Buktinya sekarang sedang ada proses pembangunan wahana wisata tepat di depan Tugu Khatulistiwa. Wisatawan yang datang tidak hanya dari sekitar Pontianak saja tetapi dari mancanegara, khususnya Malaysia.

Sebenarnya dibalik nama besar Tugu Khatulistiwa ada beberapa hal yang saya rasa masih ada yang kurang. Karena akhir tahun kemarin saya baru saja mengunjungi tempat ini.

Pelayanan dari petugas yang kurang ramah

Memang saat kita memasuki kawasan Tugu Khatulistiwa tidak dikenakan biaya, Karena pemungutan biaya hanya di lakukan di area parkir. Namun ini tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk tidak memberikan pelayanan secara maksimal. Para petugas yang terkesan cuek juga membuat saya merasa kurang nyaman. Dari cerita teman, dosen ataupun warga setempat, jika kita berkunjung ke Tugu Khatulistiwa maka kita akan mendapatkan sertifikat.

Pikir saya lumayan juga untuk bukti bahwa pernah kesana. Namun saya tidak mendapatkan apa apa, karena petugas tidak ada yang menawari. Saya sendiri jadi bingung karena saat saya keluar para petugas juga tidak ada yang jaga, sehingga keinginan mendapatkan sertifikatpun pupus.

Tempat yang terkesan sempit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun