[caption caption="Perjalanan di Bukit Telletubbies. (DOK. PRIBADI)"]
Perjalanan di Bukit Telletubbies
Tidak bisa dipungkiri Hiking atau naik gunung atau pendakian dewasa ini menjadi kegiataan yang sangat digemari oleh masyarakat khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa. Kegiatan ini sekarang sudah sangat umum dilakukan tanpa mereka menyadari risiko yang dapat timbul dari kegiatan ini. Kegiatan yang asik dan menyenangkan bisa menjadi petaka apabila kita tidak mengindahkan larangan saat melakukannya.
Mungkin sekarang bisa dikatakan setiap orang dapat mendaki gunung atau melakukan kegiatan hiking ini. Saat musim libur seperti ini, beberapa gunung yang menjadi destinasi favorit para pendaki akan menjadi penuh sesak karena bisa jadi terlalu banyak masyarakat yang berantusias. Musim libur panjang seperti Hari Raya Idul Fitri maupun Libur Tahun Baru menjadi dua momen yang akan sangat menarik bagi para pendaki. Padahal jika mereka sadari terlalu banyak orang menjadikan tempat yang kita tuju malah kurang puas untuk dinikmati.
Lalu, ke mana tujuan pendakianmu?
Mungkin orang yang sudah banyak pengalaman dan ilmu di bidang ini tidak akan kesulitan untuk menentukan lokasi bahkan tidak jarang mereka akan membuka jalur baru atau malah berkunjung ke tempat yang belum banyak terdengar orang. Tapi bagi para pemula tempat yang dianggap bagus dengan medan yang tak cukup berat yang akan menjadi tujuan.
Perlu kita ketahui bersama bahwa bulan Desember hingga Januari adalah musim pancaroba, artinya cuaca bisa berubah secara ekstrem. Jika di dataran rendah saja cuaca bisa berubah dengan begitu cepat lalu bagaimana dengan daerah di dataran tinggi? Tentunya lebih tidak dapat kita prediksi. Oleh karena itu apabila kita akan melakukan perjalanan atau hiking atau pendakian di bulan bulan ini maka harus lebih berhati-hati. Ada pepatah mengatakan “Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati”. Pepatah ini dapat kita jadikan acuan untuk selalu waspada dan memperhatikan keselamatan ke mana pun tujuan perjalanan kita.
Akhir-akhir ini banyak sekali tragedi yang terjadi di gunung, seperti tersesat, orang hilang, hingga yang paling parah adalah meninggal. Faktor penyebabnya tentu bermacam-macam, dari mulai faktor cuaca, kelalaian, kecerobohan hingga fisik atau kondisi badan yang tidak memungkinkan. Dulu kasus seperti ini sangat jarang terjadi, mungkin karena dulu hanya orang-orang yang memiliki pengetahuan lebih dan fisik yang prima saja yang berani melakukan kegiatan ini tetapi sekarang semua orang bisa melakukannya tanpa seleksi dan pengawasan apa pun.
Kita tidak dapat menyalahkan siapa pun. Pasalnya, di sisi lain pendapatan masyarakat yang berada di jalur pendakian, trayek atau masyarakat di sekitar gunung meningkat. Ini berarti ada sisi positif untuk kegiatan ekonomi masyarakat. Namun, kadang kita mempertaruhkan segalanya demi rupiah hingga mengabaikan keselamatan orang lain. Untuk itu, saya memiliki beberapa saran atau tips agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan saat melakukan pendakian.
1. Persiapkan Fisik secara Maksimal
Kadang kita menyepelekan hal ini, padahal keadaan fisik kita yang tahu dan paham adalah diri kita sendiri. Banyak orang memaksakan bahkan seperti gengsi untuk mengakui bahwa dirinya sudah tidak mampu untuk melanjutkan perjalanan. Inilah ego yang sering diutamakan oleh para pendaki. Sekarang ada banyak solusi bagi orang-orang yang tidak mau repot dan memiliki fisik lemah, jasa porter banyak menawarkan kemudahan bagi mereka. Sebenarnya hal ini kurang dianjurkan karena akan memakan biaya dan pastinya kita tahu jika fisik kita tidak mampu melakukan kegiatan ini, terkadang karena ikut-ikutan atau ingin foto di atas awan mereka melakukan apa pun untuk mewujudkannya. Saran yang terbaik adalah persiapkan fisik secara penuh, minimal satu minggu sebelum tanggal pendakian namun untuk hasil yang lebih maksimal maka lakukan latihan fisik satu bulan sebelum pendakian.