Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kala 'Indonesia' Kehilangan Para Pemudanya...

28 Oktober 2015   17:03 Diperbarui: 28 Oktober 2015   17:05 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="membentuk karakter remaja sejak dini"][/Dok. Pribadi]

Indonesia adalah negara dengan penduduk yang sangat padat, dengan dominasi usia produktif yang banyak pula. Rata rata orang Indonesia sibuk memikirkan dirinya sendiri hingga mereka lupa bahwa mereka masih punya negara yang memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur kehidupan mereka.

Indonesia sekarang sedang dalam masa krisis pemuda, dimana sebagian besar dari usia remaja membentuk karakter atau jati diri mereka dengan cara yang salah. Peran orang tua yang seharusnya menjadi pementuk utama karakter dari pemuda pemudi bangsa ini terkalahkan oleh lingkungan yang lebih mendominasi dan membentuk karakter mereka.

Masa masa SMA adalah masa rumit bagi para remaja, karena mereka harus bisa bertransisi menjadi pribadi yang lebih berkarakter dan meninggalkan masa kekanakan mereka. Ini yang menjadi dasar ditanamkannya pendidikan karakter bangsa di sekolah sekolah.

Peran guru juga tidak kalah pentingnya, karena sebagian besar waktu para remaja ini di habiskan di lingkungan sekolah. Dimana para siswa belajar dari pagi hingga sore, namun jika mereka pulang lebih awal biasanya juga tidak langsung pulang karena sudah terbiasa pulang sore. Guru sendiri seakan acuh, karena biasanya para siswa ini hanya meniru para gurunya. Disiplin, perkataan, perbuatan dan sikap kepada guru biasanya terbentuk karena kebiasaan. Guru seakan akan lepas dari tanggung jawab ketika jam pelajarannya telah berakhir.

Kekerasan, pencurian, dan tindak kejahatan lainnya juga kerap di lakukan oleh para pemuda, mereka memiliki emosi yang belum stabil sehingga sangat rentan di arahkan kepada hal yang negatif. Apalagi jika mereka di iming imingi sesuatu yang bisa membuatnya terlihat seperti jagoan. Para pemuda jaman sekarang memang sangat butuh pengakuan dari lingkungannya, mereka tunjukkan dengan berbagai cara. Namun biasanya mereka menunjukkan dengan cara yang salah bahkan tak jarang jalan kriminal dan melawan hukum juga dilakukan.

Dari dinamika yang terjadi sekarang, para pemuda di Indonesia sudah tidak lagi memikirkan apa tujuan dan kontribusinya kepada negara. Sikap yang sangat buruk yang tercermin adalah ketika mereka harus selalu di awasi. Bukan karena kesadaran dan taat pada peraturan namun jika tidak ada yang mengawasi mereka bertindak seenaknya. Sebenarnya sikap yang seperti ini akan menjadi dampak buruk di kehidupannya, korupsi yang sekarang merajalela bisa jadi awalnya dari sikap ini.

Masa yang paling rawan memang saat transisi dari anak anak ke remaja. Mereka butuh bimbingan, karena pada hakikatnya ketika tertanam pada diri maka ia akan menjadi pribadi yang berintegritas tinggi. Banyak kasus sekarang yang membuat keadaan negara ini bertambah kacau. Anak anak saja sekarang sudah melakukan pembunuhan, remaja tidak berhenti tawuran, dan mereka yang brtindak sebagai orang tua malah banyak berbuat asusila. Mau dibawa kemana negeri ini.?

Ingatkah ketika negeri ini didirikan oleh para pemuda pemuda yang hebat? Yang rela memperjuangkan kehidupan bersama diatas kepentingan pribadi? Bisakah pemuda sekarang mempertahankan karakter seperti ini?

Ini pertanyaan untuk kita semua, sudah selayaknya kita sadar dan mebuat perubahan. Hal kecil yang di anggap sepele namun ketika berulang ulang maka akan sangat berdampak pada lingkungan. Orang tua yang memiliki tugas dan tanggung jawab utama juga tidak boleh membiarkan anaknya berbuat sesuka hati tanpa membatasi. Karena pemuda adalah ujung tombak dari suatu bangsa.

Wahai para pemuda, buatlah perubahan dalam dirimu. Sikap dan kepribadianmu mencerminkan karaktermu. Jika kamu belum mampu berkontribusi pada lingkungan maka kau harus mencobanya. Sesungguhnya hal kecil yang kita lakukan akan berdampak besar jika kita lakukan berulang ulang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun