Saat ini Indonesia tengah merayakan hari kemerdekaannya yang ke-71. Tema pada tahun ini adalah Kerja Nyata.Presiden mengharapkan semua menteri, dan seluruh lapisan masyarakat dapat bekerja secara nyata untuk menuntaskan kemiskinan dan bersama sama memajukan Indonesia.
Meskipun usianya tak lagi muda, namun Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Kemiskinan adalah salah satu hal yang selalu menjadi sorotan, meskipun presiden pada pidatonya kemarin mengatakan bahwa angka kemiskinan sudah menurun namun bukan berarti pekerjaan pemerintah sudah dapat di katakan berhasil.
Masih banyak amanat undang undang yang belum tercapai, tentunya masyarakat juga harus sabar dan bahu membahu untuk kepentingan bersama. Karena pemerintah tidak akan pernah membawa Indonesia pada keadaan yang lebih baik jika kemudian masyarakatnya juga bersikap tak acuh pada negara.
Bahkan dapat di katakan, saat ini Indonesia mengalami krisis nasionalisme. Banyak dari kaum muda yang melupakan sejarah, padahal bung karno mengingatkan kita agar “Jangan sekali sekali melupakan sejarah.”
Salah satu hal yang sangat jelas terasa bahwa masyarakat Indonesia krisis nasionalisme adalah tidak hormatnya pada bendera merah putih. Masih banyak yang menganggap bahwa itu hanya bendera biasa yang tidak bermakna. Padalah jika kita melihat lebih jauh, perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan penuh dengan warna merah dari darah yang gugur selama perjuangan.
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa bendera Indonesia pertama kali di jahit oleh ibu Fatmawati. Bendara tersebut sekarang sudah tidak di kibarkan dan di duplikasi oleh bendera yang saat ini sedang berkibar dengan gagahnya di istana merdeka.
Namun, tahukah anda apa sebenarnya nama bendera Indonesia? Sudah tidak asing di telinga jika bendera Indonesia selalu di sebut dengan nama Sang Saka Merah Putih.Apakah ini benar?
Sesuai dengan bunyi pasal 35 Undang Undang Dasar 1945, “Bendera Negara Indonesia Ialah Sang Merah Putih.” Jadi sesuai dengan bunyi pasal ini, tidak ada yang namanya Sang Saka Merah Putih.
Sayangnya, banyak yang tidak mengetahui akan hal ini. Banyak di sebutkan masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial. Media nasional seperti televisi juga tak luput dari kesalahan penyebutan nama bendera Indonesia.
Seperti yang saya saksikan tadi saat Upacara Detik Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-71 di kompas TV. Pembawa acara yang memandu jalannya siaran juga selalu menyebutkan Bendera Sang Saka Merah Putih, padahal nama bendera Indonesia adalah Sang Merah Putih.
Ini adalah kesalahan yang lumrah dan sudah di anggap benar dimata masyarakat. Perlu adanya kesadaran bersama agar kesalahan ini tidak terulang ulang. Takutnya nanti masyarakat menjadi tidak tahu nama bendera negaranya sendiri.