Zaman sekarang banyak sekali hal-hal yang membuat kita malas untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kita memiliki sifat-sifat yang buruk yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan di dalam jiwa dan juga kita memiliki hawa nafsu yang senantiasa memerintahkan kepada perbuatan dosa dan maksiat.
Setan selalu membisikkan kepada jalan yang menyimpang dari ketaatan kepada Allah. Mengganggu dari depan dengan cara membuat kita melupakan tentang kehidupan akhirat, mengganggu dari belakang dengan cara memperindah kehidupan dunia, mengganggu dari kanan dengan cara memberikan syubhat-syubhat, dan mengganggu dari kiri dengan cara mengindahkan maksiat-maksiat.
Akhirnya kita senantiasa malas untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa taala. Malas mengerjakan yang wajib-wajib apalagi yang sunnah-sunah. Malas untuk salat wajib apalagi untuk salat salat Sunnah seperti qobliyah, ba'diyah, Dhuha, Witir, Tahajud dan yang lain-lainnya.
Salah satu penyebab lain kita malas beribadah adalah kita berada di zaman yang banyak sekali membuat kita lalai mengerjakan ketaatan. Malas mengerjakan Ibadah kepada Allah karena asyik bermain media social, duduk-duduk di tempat-tempat yang disediakan untuk hanya sekedar minum dan makan ataupun berkumpul mengerjakan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Inilah beberapa hal yang dapat membuat kita lebih semangat untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Kiat pertama agar semangat beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk beribadah dan semangat dalam beribadah. Hanya Allah subhanahu wa ta'ala yang sanggup untuk memberikan petunjuk, kemudahan dan menghilangkan kemalasan.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah berkata kepada sahabat beliau yang beliau sangat cintai. Dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memegang tangannya lalu berkata, "Wahai Mu'adz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu, sungguh aku mencintaimu."Â
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku memberikanmu nasehat, wahai mu'adz. Janganlah engkau tinggalkan saat di penghujung shalat (di akhir shalat) bacaan doa: Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik (Ya Allah, tolonglah aku dalam berdzikir, bersyukur dan beribadah yang baik pada-Mu)." Disebutkan di akhir hadits, "Mu'adz mewasiatkan seperti itu pada Ash Sunabihi. Lalu Ash Shunabihi mewasiatkannya lagi pada Abu 'Abdirrahman." (HR. Abu Daud no. 1522 dan An Nasai no. 1304. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Kita harus berdoa kepada Allah dari sikap lemah, malas, pengecut dan kikir padahal seharusnya kita sanggup untuk mengerjakannya. Sungguh kita sanggup untuk mengerjakan qobliyah ba'diyah tetapi tidak dikerjakan, sanggup untuk mengerjakan salat Witir walau hanya satu malam satu rakaat tetapi tidak dikerjakan padahal jarak antara salat Isya dengan salat subuh ada sekitar 8 jam, tidak sanggup membaca Alquran walau hanya satu ayat dari Alquran.
Kiat kedua agar kita semangat dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah mengingat kematian. Rasul Sallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Perbanyaklah mengingat pemutuskan kelezatan, yaitu kematian, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya."Â (HR. Ibnu HIbban dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami')