Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritik Tepat: Membangun dan Bermanfaat

16 Januari 2016   17:54 Diperbarui: 16 Januari 2016   18:57 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="memberi kritik pada sesama"][/sumber: www.kancut-beringas.blogspot.com]

Setiap orang memanglah memiliki hak dasar untuk mengeluarkan pendapat, bahkan mengeluarkan pendapat di lindungi oleh undang undang. Hal ini menyebabkan setiap orang bebas untuk berpendapat, baik di depan public maupun berpendapat dalam ruang lingkup yang kecil. Memang berpendapat sudah di lakukan oleh orang Indonesia sejak lama, hal ini dikarenakan setiap pengambilan keputusan selalu di lakukan dengan cara musyawarah. Dalam musyawarah jelas setiap orang mengeluarkan pendapatnya tentang apa yang sedang dimusyawarahkan.

Dewasa ini kebebasan mengeluarkan pendapat seakan akan telah di salah di gunakan, mengapa demikian? Karena sudah banyak sekali orang memberikan statement maupun kritik di muka umum. Bahkan yang lebih parah ketika apa yang dikatakan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jika kita salah menempatkan maka bisa bisa kita dikatakan fitnah maupun melakukan pencemaran nama baik. Karena ucapan yang kita lafalkan harus dapat dipertanggung jawabkan. Sebab apabila kita salah berbicara maka kita bisa dituntut dan dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Manusia memang ditakdirkan untuk melihat lebih detail tentang kekurangan atau keburukan orang lain. Hal ini di pertegas bahwa kita jarang menyadari kesalahan kita sendiri malah kita dapat dengan mudah menilai keburukan orang lain. Ibarat kata jika kita melakukan seribu kebaikan, maka seribu kebaikan itu akan hilang dalam sekejap saat kita melakukan satu kesalahan.

Dalam hal penilaian kita sering sekali terlalu ekstreem saat menyampaikan. Memang budaya di Indonesia masih menganut budaya harmonis, dimana kebanyakan masyarakat akan memendam sesuatu yang di anggap buruk demi menjaga keharmonisan sesama. Jelas ini tidak salah, karena memang kita tidak boleh menebarkan kebencian. Namun disisi lain kita juga salah karena kita membiarkan sesuatu yang salah itu secara berlarut larut. Perlu kita ketahui saat kesalahan ini di pendam maka suatu saat jika kita mengetahui kebenarannya kita akan merasa lebih tersakiti.

Kita perlu kritik untuk membangun

Sering kali kata “kritik” di salah artikan oleh sebagian orang. Dimana mengkritik adalah melihat keburukan keburukan orang lain. Kita lihat sendiri di Televisi bahwa banyak sekali kritikus di negeri ini, dan banyak pula haters. Seharusnya orang mengkritik juga memberikan solusi yang dapat membangun. Jangan kita mengkritik karena melihat kesalahan atau keburukan keburukan orang. Seperti masyarakat kita ini, terlihat sangatlah kritis. Segala kebijakan pemerintah di kritisi. Jika tujuannya untuk menebar kebencian dan permusuhan maka ini tidak dibenarkan.

Setiap orang memang  sangat butuh kritik dan saran yang berasal dari orang orang terdekat, misal: teman, keluarga, sahabat, atau rekan kerja. Namun kita harus dapat membedakan antara kritik dan menggunjing. Kritik kita tujukan untuk sebuah kebaikan, dimana kritik yang kita sampaikan bisa diterima dan dilakukan oleh orang yang kita kritik. Biasanya kritik selalu di sertai dengan saran, karena keduanya memang harus berdampingan, jangan sampai kita pandai mengkritisi tapi tidak pernah memberikan saran.

Kritik memang dimaksudkan untuk memberi masukan, maka Saat kita mendapat sebuah kritikan juga jangan langsung emosi dan naik darah. Karena kita perlu berintrospeksi diri, sebab dari sinilah kita akan dapat memulai memperbaiki diri. Apabila kita masih dikritik seseorang maka dapat kita anggap bahwa orang lain masih sangat perhatian. Jika kita salah dan didiamkan maka itu pertanda bahwa orang sekitar sudah tidak lagi peduli. Normalnya apabila kita salah maka ditegur, jika kita kurang baik maka dikritik. Disinilah kebijaksanaaan hati kita yang menerima dan menentukan.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa siapapun yang dikritik harus dapat menerima dengan lapang dada. Begitupun sebaliknya, jika kita mengkritik orang maka harus dengan tutur kata yang baik, sebab jika tujuan kita baik namun kita melukai orang lain maka tujuan baik kita akan dianggap hilang dan yang akan terjadi malah kesalah pahamam diantara sesama. Oleh karena itu kita harus pandai menempatkan diri dengan siapa kita akan memberikan kritik.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun