[caption caption="sendiri"][/dok.khoiril]Aku sendiri…
Menatap jauh di padang pasir
Terasing dari dunia luar
Berteriak namun tak ada yang dengar
Jalanku begitu jauh, seperti tak berujung
Langkahku mulai berat
Mengharap Oase segar didepan mata
Namun yang ada hanya Fatamorgana
Dunia yang dirasakan orang
Kasih sayang tiada batas
Hangatnya pelukan orang tua tak pernah kudapatkan
Ayah… Ibu…
Dimana sebenarnya dirimu?
Aku sering merasa iri pada kebahagiaan
Hidup sederhana dengan canda tawa
Terlihat lebih bahagia dan bermakna
Sedangkan aku?
Layaknya batu yang tak pernah disentuh
Aku sendiri…
Ribuan bangunan menjulang tinggi
Kokoh menampakkan jatidiri
Jutaan orang berlalu lalang
Tak pernah ada yang menyapa
Atau jangan jangan?
Mereka semua tak melihatku?
Apa mereka semua masih menganggapku?
Ayah… Ibu…
Aku rindu belaianmu
Masa kecilku yang dulu penuh cinta
Sekarang binasa bagai zaman pra sejarah
Kucoba tenangkan diri
Di sudut kota yang dingin
Mulai kubuang semua isi otakku
Ku teguk segelas cap orang tua
Ku tambah dan tambah lagi
Pikiranku kini mulai kabur
Bibir ini mulai meracau
Apa ini salah?
Atau salah siapa?
Kurasa hidupku tak lagi bermakna
Ingin ku mengadu namun pada siapa?
Mereka hanya tertawa
Seolah deritaku bahagia mereka
Teman… Sahabat… Saudara…
Mereka semua dimana?
Terlalu lelah diri ini
Hati ini mulai terasa keras
Tak ada lagi rasa dalam jiwa
Namun kalau aku boleh memilih
Aku Lebih Baik Sendiri…