Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Naik Gunung, Hobi atau Tren?

12 Oktober 2015   06:10 Diperbarui: 12 Oktober 2015   07:51 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="puncak gunung saja sekarang rame"][/Bass Phtography]

Belakangan ini banyak sekali kaum urban ibu kota yang mengisi waktu libur mereka dengan acara “Naik Gunung”. Apakah mereka tau hakikat naik gunung? Untuk apa mereka naik gunung? Dan apakah mereka layak berada di gunung?

Sebenarnya apa sih yang mereka cari digunung? Ya, memang tidak di pungkiri kalau gunung adalah satu satunya tempat tinggi di bumi ini. Gunung menyajikan karya tuhan yang tiada duanya. Kita bisa banyak belajar dari sebuah acara bernama “mendaki gunung”.

Di daerah jawa barat saja, setiap akhir pekan dan libur nasional hampir setiap gunung diserbu oleh para pendaki. Mulai dari gunung tinggi seperti gunung Gede, Ciremai, Pangrango, Cikuray maupun gunung wisata seperti Papandayan, Tanggkuban parahu, Galunggung atau mungkin yang medannya sedikit ekstreme seperti gunung Salak.

Untuk para pemula mereka akan lebih memilih gunung yang tidak terlalu tinggi dan medan yang tidak terlalu berat. Tapi? Apakah kita sadar bahwa akhir akhir ini sering terjadi kecelakaan digunung? Tragedi yang memakan korban? Apakah kita sudah paham betul tentang Safety di gunung? Apakah kita sudah banyak pengetahuan tentang manajemen perjalanan di gunung?

Ini yang selalu di lupakan oleh para pendaki, mereka pikir hanya dengan guide mereka akan selamat? Tidak!!! Hanya dengan bekal ilmu, dan manajemen perjalanan yang baik mereka bisa selamat saat naik maupun turun.

Setiap pendaki harus bisa minimal ilmu dasar Survival, Navigasi Darat, dan manajemen perjalanan. Mereka juga butuh tim, bukan tim yang egois tetapi yang bisa menjaga satu sama lain. Banyak kasus terjadi saat ini karena setiap anggota tim ingin mencapai puncak bukan ingin bersama sama mencapai perjalanan yang selamat.

Mulai dari sekarang kita harus sama sama sadar bahwa ada banyak sekali resiko disaat pendakian. Semakin banyak pendaki bukan semakin bersih gunung kita tetapi semakin rusak alam kita. Kebakaran, Sampah, dan masalah lain timbul karena para pendaki kurang sadar dengan lingkungan mereka.

Let’s enjoy our trip and make this earth smile. Save our Mount start at now.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun