Hubungan Tanpa Status Menjadi Tren di Kalangan Anak Muda?
Di masa sekarang sering muncul berita perceraian akibat KDRT dan perselingkuhan. Hal ini menimbulkan ketakutan pada anak muda untuk menikah. Data dari BPS menyebutkan pada 2023 jumlah pernikahan di Indonesia sebanyak 1.577.255. Angka ini ternyata menurun sebanyak 128.000 jika dibandingkan dengan tahun 2022. Sementara jika dalam satu dekade terakhir angka pernikahan di Indonesia menurun sebanyak 28,63 persen.
Adanya Gamophobia menjadi salah satu faktor takutnya anak muda takut untuk menikah. Gamophobia adalah ketakutan irasional seseorang untuk membuat komitmen berumah tangga. Alasan alasan ketakutan seseorang untuk membuat komitmen berumah tangga adalah takut memilih pasangan, trauma masa lalu, dan selalu merasa kurang pantas. Dengan alasan ini banyak sekali anak muda saat ini memilih untuk tidak menikah. Jalan alternatif bagi mereka yang tidak ingin terlibat dalam komitmen berumah tangga adalah menjalin Hubungan Tanpa Status (HTS).
Apa yang dimaksud dengan HTS? HTS merupakan hubungan antara laki-laki dan perempuan untuk tidak meresmikan hubungannya sebagai pasangan. HTS ini dapat dibilang ekslusif maupun tidak ekslusif karena bisa dibilang sebagai bukan teman biasa namun bukan sebagai pasangan/pacar. Hubungan ini dapat merujuk pada seksual maupun non seksual.
Alasan anak muda kini lebih memilih untuk menjalin hubungan tanpa status karena mereka meyakini dengan hubungan tersebut dirasa lebih nyaman dan tidak mengikat komitmen satu sama lain. Anak muda akan lebih merasa bebas karena tidak terikat komitmen sehingga masih mampu menerima pihak lain. Penyandang status HTS ini masih mendapatkan sensasi seperti orang berpacaran namun mereka tidak memiliki hak hak yang pasti layaknya pasangan.
Namun dibalik hal itu semua, HTS ini membawa beberapa dampak yang negatif terhadap orang yang terlibat. Mayoritas yang mengalami dampak buruk ini adalah perempuan, dikarenakan kaum hawa akan lebih mudah terbawa perasaan. Dampak negatif HTS yaitu sakit hati, merasa bingung, dan dapat melewatkan seseorang yang lebih memberi kepastian. Rasa sakit hati ini pasti ditimbulkan karena tidak adanya kejelasan hubungan diantara kedua belah pihak sehingga jika salah satu memiliki kedekatan dengan lawan jenis lainnya tidak miliki hak untuk cemburu. Merasa bingung itu pasti karena posisinya berkesan “hanya teman”.
Melewatkan orang yang lebih memberi kepastian adalah hal yang sangat merugikan karena pastinya ada orang yang mendekati salah satu pihak dengan harapan menjalin hubungan serius namun pihak ini lebih memilih berhubungan dengan seseorang yang tidak pasti.
Dari Hubungan Tanpa Status (HTS) ini dapat disimpulkan bahwa hubungan ini tidak bisa dikatakan sebagai hubungan yang baik karena banyak hal dirugikan baik psikis maupun psikologi. Jika merasa belum layak mengambil langkah untuk berkomitmen, maka lebih baik untuk fokus memperbaiki diri sendiri agar tidak dirugikan dengan adanya HTS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H