"Semoga doamu didengar oleh Allah, Agustinus. Tidak perlu bersedih. Ia tahu apa yang terbaik bagi hamba -- Nya."
Agustinus mengangguk, dan bersama Tirum ia memohon diri dari halaman sinagoge. Namun suara seorang wanita menyergah keduanya.
"Tunggu dulu."
Agustinus dan Tirum berbalik. Yang memanggil keduanya adalah seorang wanita yang sedang menimba sumur di samping pohon akasia. Ia mengambil ember dari dalam sumur dan meletakkan di samping kakinya, sebelum berkata.
"Aku mencuri dengar percakapan kalian. Tadinya aku tidak ingin membantu seorang Romawi. Tapi setelah mendengar kesaksian Yosimelek, aku ingin membantumu. Agustinus, begitukah namamu?"
"Benar."
"Apakah kau pernah mendengar tentang Yesus? Ia sedang berada di kota ini, di Kapernaum. Kudengar kemarin Ia sedang berada di sebelah selatan, tidak jauh dari sini."
"Yesus?" ujar Tirum, "Aku pernah mendengar namanya, kalau tidak salah ia adalah..."
Sekali ini Josephus mengatakan hal yang baik, "Ia adalah seorang nabi yang diutus ke tengah -- tengah orang Israel, dan sering sekali melakukan mukjizat. Ia kerap mengadakan penyembuhan orang sakit dan pengusiran roh jahat. Ahli Taurat dan orang Farisi tidak suka kepada -- Nya. Tidak kusangka Ia sekarang ada di tempat ini."
Yosimelek tersenyum. "Doamu sudah dijawab, Agustinus. Yesus itu orang baik. Aku sudah mendengarnya dari teman -- temanku. Kita bisa minta pertolongan -- Nya. Fransia, kau tahu di mana Ia berada, bukan? Lebih baik kita yang mencari -- Nya sekarang. Aku takut kawan kita ini tersesat di jalan Kapernaum yang asing ini."
Fransia mengangguk dan menyisingkan lengan baju. Sementara itu Josephus mengeluh namun akhirnya ikut juga. Yosimelek meminta Agustinus dan Tirum untuk menunggu di sinagoge.