Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasus Kursi Kosong [Detektif Kilesa]

30 Mei 2021   13:05 Diperbarui: 30 Mei 2021   13:06 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KASUS KURSI KOSONG

Pk 15.25.

"Kau sepertinya terlihat sangat resah sekali, Kilesa?"

Aku tidak menjawab pertanyaan Charles. Di dalam mobil yang sedang melaju, aku membolak -- balik dokumen yang berisi pesan suara setengah jam yang lalu.

"Tidak perlu dipusingkan, kawan. Sudah berapa kali kita berhadapan dengan prank calls? Aku yakin ini mirip dengan itu."

Aku mendesah. "Mudah -- mudahan saja, Charles. Hanya saja, firasatku mengatakan ini benar. Prank calls biasanya tidak detail dan terstruktur. Berbeda dengan pesan suara ini."

"Coba bacakan lagi pesan itu."

"Pada saat langit menutup matahari pada pukul 16.00, aku akan berada di tengah -- tengah sebuah lingkaran kematian, terduduk dan menanti ajal. Namaku adalah Lukman Indarto, profesiku adalah wartawan. Lingkaran itu berada di lapang Kompleks Sukaindah Asri, di samping rumah no 35 C. Aku memberikan undangan kepada kalian semua untuk menyaksikan kematianku."

"Pesan orang gila. Apa orang ini hendak bunuh diri? Atau hendak dibunuh? Atau hanya bercanda semata? Jika ia benar -- benar mengerjai kepolisian, akan kubacok kepalanya."

Lagi -- lagi aku tidak menanggapi Charles. Aku tidak suka dengan ini. Tidak dapat dibuktikan kebenarannya, tidak ada kesimpulan yang bisa diambil. Dengan pesan ini, artinya orang ini berkata bahwa akan ada tindak kriminal yang terjadi pada pukul 16.00. Mudah -- mudahan Charles benar dan ini hanya prank call semata. Sebagai rencana cadangan, aku sudah meminta Mahmud untuk menyusulku secepat mungkin seandainya hal buruk terjadi. Juga dengan membawa medical examiner.

Kami tiba di lokasi dengan sedikit terkejut karena mobil sudah ramai terparkir di pinggir jalan. Aku melupakan sesuatu di akhir pesan itu. "Memberikan undangan kepada kalian semua" artinya bukan hanya polisi yang diberitahu. Dari kejauhan aku melihat sekurang -- kurangnya sepuluh orang berada di atas lapangan Sukaindah Asri. Setelah memarkir mobil, kami pun bergegas menuju lapangan itu. Ada sepuluh orang membentuk lingkaran, dan di tengah -- tengah seorang paruh baya bernama Lukman Indarto sedang duduk dan tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun