Mohon tunggu...
Theo kossay
Theo kossay Mohon Tunggu... -

tinggi badan: 165, berat badan: 80 kg, hobbi nonton dan baca,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembangunan Kereta Api Papua: Difusi Inovasi dan Adopsi Kebudayaan

24 November 2016   06:45 Diperbarui: 24 November 2016   10:42 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PEMBANGUNAN KERETA API PAPUA

SEBUAH DIFUSI INOVASI DAN ADOPSI KEBUDAYAAN

(Sebuah Pendekatan Antropologi)

Oleh:Theodorus Kossay[1]

Kebijakan pemerintah pusat melalui pemerintah Provinsi Papua, yang dilaksanakan oleh Badan percepatan pembangunan Kawasan Provinsi Papua (BP2KP) membangun moda transportasi, Kereta Api di seluruh Provinsi Papua, yang pembangunannya dimulai dari Kabupaten Jayapura dan kota Jayapura, sangat diberikan apresiasi oleh masyarakat yang berdomili di kota Jayapura dan Sentani sekitarnya. Terutama masyarakat pemilik hak ulayat adat dan pemukiman dimana Rel Kereta Api akan dibangun. Untuk memahami implemntasi program pembangunan Kereta Api ini perlu dibangun suatu pendekatan yaitu antropologi budaya.

Kebijakan pemerintah pusat pembangunan Kereta Api di Papua sebagaimana dijelaskan di atas, dalam teori antropologi budaya disebut difusi kebudayaan. Difusi kebudayaan adalah penyebaran unsur-unsur dan nilai-nilai kebudayaan dari kelompok budaya tertentu kepada kelompok budaya lain, dari budaya suku bangsa tertentu kepada budaya suku bangsa lain atau budaya Negera tertentu kepada budaya Negara lain. Penyebaran kebudayaan tersebut tampak dalam tiga wujud kebudayaan yaitu system gagasan atau ide; 2) system perilaku atau tingkah laku sosial dan; 3) system artafak atau hasil karya. Penyebaran kebudayaan ini dapat dilakukan melalui empat cara dari sekian banyak cara yaitu Symbiotic, penetration pasifique, stimulus Diffusion dan migration. Symbiotic adalah penyebaran unsur-unsur atau nilai-nilai kebudayaan asing melalui pertemuan individu berbeda kelompok, suku bangsa atau Negara dengan cara sengaja maupun paksaan; penetration pasifique yaitu penyebaran unsur-unsur atau nilai-nilai kebudayaan asing secara damai oleh misionaris; stimulus Diffusionadalah penyebaran unsur-unsur atau nilai-nilai kebudayaan asing melalui serangkaian pertemuan antara sejumlah suku bangsa dengan cara perang antarsuku, musibah banjir atau gunung meletus. Migration adalah perpindahan penduduk dengan segala macam nilai-nilai kebudayaan dari tempat, daerah atau negara asalnya ke tempat, daerah atau Negara lain.

Penyebaran unsur-unsur atau nilai-nilai kebudayaan yang telah disebutkan di atas dipandang sebagai kebudayaan asing yang dibawa secara individu atau kelompok ke suatu wilayah tertentu lalu oleh masyarakat berkebudayaan setempat dipandang sebagai budaya baru atau moderen, jika nilai-nilai kebudayaan tersebut dirasa cocok dan memenuhi kebutuhan hidupnya lalu kemudian diadopsi menjadi miliki dirinya dan kelompoknya. Empat metode penyebaran unsur-unsur atau nilai-nilai kebudayaan di atas telah berhasil kepada masyarakat di kebudayaan tertentu, maka tahap berikut adalah adopsi kebudayaan baru. Adopsi kebudayaan baru adalah proses pegambilan nilai-nilai kebudayaan asing atau daerah lain jika nilai-nilai tersebut dipandang bernilai, bermakna, berguna dan bermanfaat dalam hidupnya sehingga menjadikan milik diri dan kelompoknya.

Proses adopsi unsur-unsur atau nilai-nilai kebudayaan baru tersebut oleh suatu kelompok masyarakat tertentu dapat dipandang sebagai inovasi. Inovasi adalah suatu nilai teknologi baru melalui proses idea atau gagasan baru, proses tingkah laku sosial baru dan proses artafak baru yang diciptakan atau dipelajari untuk kebutuhan hidupnya dalam suatu tatanan sosial masyarakat. Menurut TeoriEverettRogers, seorang antropolog pada tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations, Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola yang bisa diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut. Ketika sebuah inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu dikatakan exploded atau meledak. Lima tahap proses adopsi inovasi yang ditawarkan oleh Rogers, dan kemudian penulis coba kaitkan dengan pembangunan Kereta Api Papua sebagi bagian dari teknologi adalah:

1.

Tahap pengetahuan

:
Dalam tahap ini, seseorang atau kelompok belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Oleh karena itu, informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui mediaelektronik, media cetak, maupun komunikasiinterpersonal di antara masyarakat umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun