Semarang (23/07/22) -- Bertolak pada survei terkait potensi serta permasalahan UMKM daerah Kelurahan Kemijen, Kecamatan Semarang Timur didapati fakta lapangan bahwa pelaku UMKM khususnya yang tergabung dalam GKS (Gerai Kopimi Semarang) ekonomi yang bergerak dibeberapa jenis usaha seperti halnya toko kelontong, warung makan, produksi olahan ikan bandeng, usaha batik, usaha abon, dan lain sebagainya. Yang pada dasarnya usaha-usaha tersebut memiliki potensi yang cukup baik untuk mampu menggerakkan ekonomi.
Namun sangat disayangkan dengan potensi yang dimiliki, diperoleh kondisi bahwa terdapat pemilik UMKM yang menjadi sasaran KKN Tim II 2021/2022 Universitas Diponegoro tepatnya yakni di RW 7 belum melakukan pembukuan sama sekali dan adapun yang sudah, namun masih secara manual yaitu melalui pencatatan dibuku.Â
Hal demikian terjadi karena, menurut pengakuan salah satu pelaku UMKM batik Ibu Ester yang mengatakan bahwa "pembukuan itu rumit karena butuh kegiatan catat mencatat  dan belum menemukan cara yang praktis jadi belum terlalu perlu-perlu amat". Padahal nyatanya pembukuan merupakan salah satu hal penting bagi pelaku usaha tak terkecuali UMKM untuk menjalankan usahanya agar dapat terkelola dengan baik.Â
Karena dengan melalui pembukuan, pencatatan keuangan dapat menjadi lebih terstruktur yang mana pelaku usaha bisa mengetahui dan menilai besaran laba yang dihasilkan, utang yang masih harus dibayar, kas keluar dalam rangka membiayai beban operasional perusahaan, dan lain sebagainya.Â
Untuk menjawab permasalahan yang ada mahasiswa KKN Tim II Kelurahan Kemijen Theofilus Kristian Besir mencoba menghadirkan solusi yakni dengan melakukan sosialisasi yang kemudian dilanjutkan dengan pendampingan penggunaan pembukuan digital dengan menggunakan aplikasi SI APIK yang diusung oleh Bank Indonesia.Â
Aplikasi tersebut merupakan sebuah aplikasi pencatatan transaksi keuangan yang dapat membantu para UMKM untuk melakukan pembukuan dan pencatatan setiap transaksi keuangan yang mereka lakukan, yang pada dasarnya bertujuan agar para pelaku UMKM semakin terdorong ke arah digitalisasi ekonomi dan terutama agar pelaku UMKM lebih lagi mengerti dan memahami dengan baik terkait keuangan dalam hal ini pembukuan. Â
Program sosialisasi serta pendampingan dilaksanakan secara door to door dengan menggunakan modul aplikasi SI APIK yang telah dibuat sebelumnya, serta juga didukung dengan perangkat handphone untuk praktik secara langsung yang mana berlangsung selama satu jam untuk masing-masing pelaku UMKM, dimulai dengan penjelasan pengertian pembukuan, alasan pentingnya melakukan pembukuan, serta dasar -- dasar pembukuan seperti bagaimana melakukan penjurnalan baik jurnal penjualan maupun jurnal pembelian.Â
Hingga kemudian dilanjutkan dengan bagiamana teknis penggunaan aplikasi SI APIK dimulai dari penginstallan aplikasi, pengisian data pengguna, pengenalan fitur hingga sampai pada penginputan data transaksi yang dilakukan dengan suatu contoh transaksi.Â
Kiranya apa yang telah dilaksanakan mampu memberikan dampak positif bagi keberlanjutan program untuk perkembangan dan kemajuan pelaku UMKM di Kelurahan Kemijen agar menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H