Mohon tunggu...
Theofilus
Theofilus Mohon Tunggu... Lainnya - Ilmu Hubungan Internasional

With all my heart... Totus Tuus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Kepentingan dan Ancaman Rezim Nuklir Korea Utara

3 September 2024   00:50 Diperbarui: 3 September 2024   01:04 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di satu sisi, Korea Utara menutup diri dari dunia luar dan menggunakan senjata nuklir sebagai alat diplomasi untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Bahkan, Korea Utara tidak takut untuk melakukan uji coba senjata nuklir yang mampu mengancam keamanan global dan Korea Selatan.

Untuk dapat bertahan hidup, Korea Selatan mau tidak mau harus memperkuat dirinya serta beraliansi dengan negara-negara Barat agar dapat menangkal ancaman nuklir Korea Utara. Namun, ancaman tersebut bukan hanya terarah kepada penduduk Korea Selatan yang tinggal di negara tersebut, melainkan penduduk negara lain yang berada di Korea Selatan, seperti halnya Indonesia.

            Sebagai negara yang tidak berpihak pada siapa pun, Indonesia berusaha untuk menjaga hubungannya dengan Korea Utara dan negara-negara yang memberikan sanski kepada Korea Utara. Namun, dalam konteks perdamaian dunia dan keamanan global, Indonesia terus menyuarakan agar negara-negara di dunia tidak mengembangkan senjata nuklir. 

Pemerintah Indonesia turut menyatakan dilakukannya perlucutan senjata dan non-proliferasi senjata pemusnah massal. Bahkan, pemerintah Indonesia turut mengutuk uji coba senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara pada 2017. Melihat kepada tindakan pemerintah Indonesia, maka kita dapat memahami bahwa keberadaan senjata nuklir tidak dapat mendorong terjadinya perdamaian dunia, melainkan dapat meningkatkan ketegangan antar negara.

            Tentu perdamaian dunia dapat terancam melalui keberadaan senjata nuklir negara mana pun, termasuk Korea Utara. Rezim nuklir tersebut belum menunjukkan keinginan untuk mundur dari pengembangan senjata nuklir. Keputusan Kim Jong-Un untuk terus melanjutkan program senjata nuklir dan pengembangan serta uji rudal jelajah antar benua dapat menjadi ancaman bagi perdamaian global. 

Di satu sisi, Korea Utara ingin bertahan hidup melalui senjata nuklir sebagai "koin tawar menawar." Namun, di sisi lain, negara-negara tidak ingin terseret ke dalam kepentingan Korea Utara yang hanya dapat merugikan kepentingan nasional mereka. Hingga kini, negara-negara tetap berusaha untuk mempertahankan keberadaan dirinya melalui peningkatan pertahanan militer atau kerja sama / aliansi militer. Namun, di tengah dunia anarki berdasarkan Teori Realisme Ilmu Hubungan Internasional, tindakan tersebut hanya akan menambahkan kecurigaan antar negara. Sebab itu, tepatlah pernyataan ini "survival of the fittest."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun