Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati (Ibrani 11:4).
Kompasianer yang terkasih, ayat ini mengangkat kisah tentang manusia yang untuk pertama kalinya mempersembahkan korban kepada Tuhan. Adalah Kain dan Habel, kakak beradik, anak-anak Adam dan Hawa pasca kejatuhan mereka dalam dosa dan terusir dari taman Eden (Kejadian 4:1-2a). Dituliskan Habel menjadi seorang gembala kambing domba, dan Kain menjadi seorang petani (Kejadian 4:2b). Nah, pangkal masalah dimulai pada saat Kain dan Habel mempersembahkan hasil pekerjaannya masing-masing (Kejadian 4:3). Tuhan menerima korban persembahan Habel yang berupa lemak-lemak dari anak sulung kambing dombanya, tetapi Tuhan menolak korban persembahan Kain yang berupa sebagian dari hasil tanahnya (Kejadian 4:3-5). Hal inilah yang membuat Kain marah dan akhirnya membunuh Habel, adiknya (Kejadian 4:5-8).
Apa yang membuat korban persembahan Habel diterima Tuhan, sedangkan korban persembahan Kain ditolak-Nya? Apakah karena Habel mempersembahkan anak sulung kambing dombanya, sementara Kain 'hanya' mempersembahkan sebagian hasil tanahnya? Ibrani 11:4 dengan jelas mengatakan: "Karena iman...". Jadi, yang membuat Allah berkenan menerima korban Habel ialah imannya, bukan pada jenis korbannya, karena pada waktu itu belum ada peraturan mengenai korban persembahan dalam peribadatan. Namun demikian, karena iman Habel mengerti (iman memberi pengertian, Ibrani 11:3) akan persembahan yang terbaik dan karena iman ia memandang jauh ke depan (Ibrani 11:20), bahwa korbannya itu demi pemulihan hubungan manusia berdosa dengan Allah, yang pada akhirnya kita mengerti itulah korban darah Yesus Kristus yang menjadi Pengantara perjanjian baru, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel (Ibrani 12:24).
Korban persembahan Kain dan Habel dalam Kejadian 4:3-4 dari kata Ibrani yang sama yaitu minchah yang artinya persembahan kepada Tuhan sebagai tindakan pemujaan atau pengabdian. Jadi, korban persembahan pada waktu itu bisa berupa binatang seperti persembahannya Habel maupun berupa tumbuh-tumbuhan seperti persembahannya Kain. Jelas iman, dan bukan jenis persembahan yang membuat Allah menerima korbannya Habel. Itu berarti Kain mempersembahkan korbannya tanpa iman kepada Allah. Iman yang membuat Habel bersaksi bahwa ia benar melalui perbuatannya. Dan hebatnya lagi, kesaksiannya itu diperkuat dengan kesaksian dari Allah sendiri seperti yang diterjemahkan King James Bible: "God testifying of his gift: and by it he being dead yet speaketh." Habel sebagai penyembah yang benar itulah yang menjadikan kesaksiannya tetap hidup meskipun ia telah mati.
Demikian pula dengan kita sebagai jemaat yang beribadah kepada Tuhan Yesus Kristus pada saat ini. Kita datang beribadah dengan kesadaran penuh, bahwa kita hidup karena kasih karunia Allah, maka sudah sepatutnya kita menghormati Dia dengan mempersembahkan seluruh hidup kita sebagai senjata-senjata kebenaran untuk mempermuliakan-Nya (Roma 6:13; 12:1; 1 Korintus 6:20). Tuhan menghendaki kita menjadi penyembah-penyembah yang sejati: karena iman kita melayani Tuhan dan melayani sesama dengan kasih. Iman kita dalam praktik keseharian itulah yang membuat pujian, penyembahan serta harta kita berkenan kepada Allah sebagai korban persembahan ketika kita beribadah di gereja lokal masing-masing. Amin, Tuhan Yesus memberkati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI