Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rahasia Kekayaan Orang yang Sangat Miskin (2 Korintus 8:1-5)

21 Agustus 2024   18:04 Diperbarui: 23 Agustus 2024   14:45 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi uang receh untuk sumbangan. Sumber: Unsplash / Katt Yukawa

Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami (2 Korintus 8:1-5).

 

Kompasianer yang terkasih, banyak orang ingin memberikan sebagian uangnya sebagai bantuan kepada orang lain yang sedang dalam kesusahan, namun itu akan dilakukan kalau mereka telah memiliki banyak uang atau sudah menjadi kaya harta. Akhirnya, keinginan baik ini cuma sekedar lewat di hati atau di mulut tanpa ada tindakan nyata karena menunggu diri mereka menjadi kaya terlebih dahulu. Ada pula orang yang berterus terang tidak bisa berbagi dengan sesamanya karena ia sendiri dalam keadaan miskin, paling tidak ia sedang dalam keadaan kesulitan keuangan. Ada juga yang mampu secara keuangan, tetapi merasa tidak tergerak untuk mendonasikan uangnya untuk orang lain, karena ia beralasan: "Saya hanya akan memberi kepada orang yang saya tergerak untuk melakukannya."

Dari pembacaan ayat-ayat di atas, rasul Paulus menunjukkan bahwa ada orang-orang yang disebut jemaat-jemaat di Makedonia yang merujuk pada jemaat Filipi, Tesalonika dan Berea yang secara ekonomi mereka dikatakan sangat miskin, namun mereka tercatat sebagai penopang jemaat di Yerusalem yang sedang kesulitan (Roma 15:26). Dan hebatnya jemaat-jemaat di Makedonia ialah ketika mereka memberi bantuan kepada jemaat di Yerusalem, mereka sedang "dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan" (ayat 2). Mereka sedang mengalami kesusahan yang besar, mengalami perlakuan yang buruk karena Injil yang membuat mereka jatuh miskin. Namun anehnya, mereka justru mampu memberi bantuan yang melampaui kemampuan mereka sendiri (ayat 3).

Apa rahasianya jemaat-jemaat di Makedonia yang sangat miskin, tetapi mampu memberi seperti itu? Yang pertama, mereka dianugerahkan kasih karunia (ayat 1). Kasih karunia ini dari Allah yaitu kasih Allah dalam Kristus yang tidak berdasarkan kelayakan atau kinerja. Dengan kasih Allah tanpa syarat inilah mereka memberi bantuan kepada jemaat di Yerusalem yang secara langsung tidak mereka kenal. Yang kedua, mereka memiliki sukacita yang meluap (ayat 2). Sukacita di tengah-tengah keadaan yang tidak menguntungkan ini adalah karakteristik orang percaya. Sukacita adalah buah Roh (Galatia 5:22) dan tidak ada hubungannya dengan situasi yang sedang mereka alami. Dari teks Yunaninya menunjukkan luapan sukacita mereka melebihi ekspektasi Paulus sendiri.

Yang ketiga, mereka kaya dalam kemurahan (ayat 2). 'Kaya' dari kata Yunaninya berarti kaya secara materi atau secara rohani. Dalam konteks jemaat-jemaat di Makedonia tentu saja menunjuk pada kaya secara rohani yaitu kemurahan atau kemurahan hati. Seorang penafsir Alkitab berpikir kata tersebut mencerminkan istilah Ibrani yang berarti 'kesempurnaan' atau 'integritas', dan oleh karena itu merujuk pada kemurnian motif mereka dalam memberi. Yang keempat, mereka memberi dengan kerelaan sendiri (ayat 4). Dari teks Yunani, 'kerelaan sendiri' berarti 'pilihan diri sendiri', hal ini menunjukkan bahwa mereka memberi dengan kemauan sendiri secara bebas, bukan karena paksaan dari orang lain.

Yang kelima, mereka memberi diri kepada Allah (ayat 5). Mereka sungguh mempercayai Allah, Sang sumber kehidupan, sebagai pemelihara hidup. Mereka percaya, bahwa memberi dari kemiskinan tidak akan membunuh mereka karena Allah itulah penjamin kehidupan. Di hati dan pikiran mereka hanyalah jemaat di Yerusalem yang harus ditolong, mereka tidak memikirkan diri mereka sendiri yang sangat miskin. Sungguh iman mereka sangat besar. Yang keenam, mereka memberi diri kepada Paulus dan rekan kerjanya (ayat 5). Hal ini menunjukkan bahwa mereka percaya kepada Paulus, hamba Tuhan yang memiliki integritas dalam hal keuangan. Sumbangan mereka diserahkan sepenuhnya kepada Paulus dan rekan kerjanya untuk disalurkan tanpa rasa kuatir atau berpikiran negatif sedikitpun.

Demikianlah rahasia kekayaan orang yang sangat miskin. Kemampuan memberi bukan karena memiliki kekayaan materi, namun dari kekayaan rohani. Iman orang yang mengasihi Allah dan sesamanya memampukannya untuk memberi dengan tulus tanpa mengharapkan balas jasa, karena ia sadar bahwa hidupnya sendiri hanya oleh kasih karunia Allah, hanya dari kemurahan hati-Nya. Untuk itu, marilah kita yang hidup pada masa kini untuk melakukan apa yang telah diteladankan oleh jemaat-jemaat di Makedonia. Kiranya perbuatan baik kita menjadi kesaksian yang mempermuliakan Allah, amin. Tuhan Yesus memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun