Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya (Yohanes 20:30-31).
Kompasianer yang terkasih, kedua ayat di atas merupakan pusat dari Injil Yohanes. Rasul Yohanes menulis tentang tanda-tanda ajaib atau mujizat yang dibuat oleh Yesus, baik itu yang tercatat maupun yang tidak tercatat untuk menunjukkan bukti bahwa Yesus bukan sekedar manusia biasa, bukan sekedar guru dan nabi, tetapi Dia adalah Mesias, Anak Allah (ayat 31) seperti yang telah dinubuatkan oleh para nabi-nabi Israel sebelumnya. Tanda-tanda yang dibuat Yesus meskipun ada yang tidak tercatat bukan berarti tidak ada atau fiktif, tetapi hal itu benar-benar terjadi karena ada banyak saksi matanya (ayat 30).
Dari sekian banyaknya tanda ajaib yang dibuat Yesus yang dimulai dari pesta perkawinan di Kana di mana Yesus mengadakan mujizat dengan mengubah air biasa menjadi air anggur (Yohanes 2:1-11), kebangkitan Yesus dari kematian pada hari ketigalah yang menjadi puncak dari semua mujizat-Nya dan murid-murid-Nya menjadi saksi (Yohanes 20:1-29). Mengenai kematian-Nya, ada yang meragukannya dengan mengatakan bahwa Yesus tidak mati melainkan digantikan orang lain, dan ada pula yang mengatakan kalau Yesus itu diangkat langsung ke sorga tanpa melalui kematian.
Namun, sebagaimana tanda-tanda ajaib yang dibuat Yesus disaksikan banyak orang, demikian pula dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Para saksi yang melihat Yesus benar-benar mati di kayu salib yaitu: Simon dari Kirene yang menggantikan Yesus memikul salib (hanya memikul salib, bukan mati disalib) menuju ke bukit Golgota (Matius 27:55-56), kepala pasukan Romawi yang berada tepat di bawah salib (Markus 15:39), Yusuf orang Arimatea yang merupakan seorang anggota Majelis Besar Yahudi yang terkemuka (Markus 15:42-47), murid-murid Yesus dan orang banyak (Lukas 23:35-37, 48-49).
Peristiwa penyaliban dilakukan di tempat terbuka dan menjadi tontonan umum, jadi tidak mungkin bukan Yesus yang disalib karena Dia sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat, setiap hari Dia ada di tengah-tengah mereka dalam pelayanan-Nya. Apalagi Yesus diadili dan dihukum mati oleh Pontius Pilatus, Gubernur Yudea, atas permintaan Mahkamah Agama Yahudi di depan massa yang datang. Kematian Yesus menjadi pokok tuntutan Mahkamah Agama, jadi bagaimana mungkin mereka akan membiarkan orang lain untuk menggantikan-Nya mati di kayu salib?
Selain para saksi mata langsung yang melihat kematian Yesus, ada banyak catatan sejarah yang menulis tentang kematian Yesus di kayu salib, dan mereka bukanlah orang Kristen, di antaranya: Flavius Josephus, sejarawan Yahudi (tahun 37-100 M), Cornelius Tacitus, sejarawan terbesar Romawi (tahun 55-120 M), Lucianus dari Samosata, satiris Yunani (tahun 125-180 M), Mara Bar Serapion, filsuf Syria (tahun 56-117 M), Gaius Suetonius Tranquillas, sejarawan Romawi (tahun 117-138 M), dan Talmud Yahudi, tulisan kerabian Yahudi (tahun 70-200 M).
Dengan demikian, berdasarkan kesaksian tersebut jelaslah bahwa umat Kristen mengakui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai fakta dan bukti kebenaran Kitab Suci yang menjadi landasan iman umat. Bagi umat Yahudi, pusat pemberitaan sebelum Kristus adalah akan datangnya Mesias dan Kerajaan Allah yang akan menyelamatkan bangsa Israel dari bangsa Romawi. Bagi umat Kristen, pusat pemberitaan Injil adalah Yesus Kristus itulah Kerajaan Allah yang telah datang di mana kematian dan kebangkitan-Nya yang diimani menjadi dasar yang menyelamatkan manusia dari dosa.
Kembali ke ayat pokok. Yohanes menulis tentang tanda-tanda yang Yesus perbuat dari keseluruhan Injil Yohanes itu memiliki tujuan yang pasti yaitu: pertama, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah; ini ditujukan bagi orang yang belum beriman kepada Kristus. Kedua, supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya; ditujukan bagi orang yang telah beriman kepada Kristus. Jadi, baik yang belum beriman maupun yang telah beriman, nama Yesus Mesias atau Yesus Kristus, Anak Allah, itulah yang menjadi jaminan hidup yang kekal ketika mereka percaya dan tetap percaya dengan kuasa kebangkitan-Nya.
Bagi kita umat Kristen, percaya Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat merupakan pengakuan iman kita yang telah terjadi di masa lalu. Hari ini, kita mengakui Dia dalam setiap gerak langkah kita baik di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan firman-Nya. Kita harus percaya, bahwa tanda-tanda ajaib atau mujizat Tuhan Yesus masih berlangsung sampai hari ini. Jaminan hidup kekalnya telah kita terima karena iman, maka kita pun harus percaya kuasa-Nya yang menyelamatkan itu berlangsung pula bagi hidup kita yang sementara ini. Amin. Tuhan Yesus memberkati. Haleluyah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H