Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Carilah TUHAN dan Berserulah Kepada-Nya (Yesaya 55:6)

12 Maret 2024   14:49 Diperbarui: 12 Maret 2024   14:56 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pemuda yang datang ke gereja dan membaca Kitab Suci. Sumber: Pexels / Cottonbro Studio

Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! (Yesaya 55:6).

Kompasianer yang terkasih, dari ayat tersebut kita mendapati undangan Tuhan kepada umat-Nya melalui nabi Yesaya agar mereka datang kepada-Nya ketika mereka dalam kesulitan. Apa yang disampaikan oleh Yesaya sesungguhnya masih jauh, sekitar 150 tahun lagi peristiwa yang akan menimpa orang Yehuda yaitu mereka akan ditaklukkan orang Babel dan ditawan di tanah Babel selama 70 tahun. Firman Tuhan datang untuk memberikan penghiburan bagi umat di masa depan ketika mereka nantinya akan mengalami fase terkelam dalam hidup mereka. Ini membuktikan, dalam kasih setia-Nya Tuhan selalu memberi peringatan bahwa umat akan jatuh ke dalam dosa dan menerima hukuman, namun Tuhan tidak pernah melupakan dan meninggalkan mereka, Ia senantiasa memberikan jalan keluar dan pembebasan.

Undangan Tuhan kepada umat-Nya yaitu "Carilah TUHAN dan berserulah kepada-Nya." Dari kalimatnya terlihat jelas, bahwa ada jarak antara umat dengan Tuhan, dan Yesaya kemudian menegaskan dosa umatlah yang menyebabkan jarak tersebut, dosalah yang membuat Tuhan tidak mau menjawab doa-doa mereka (Yesaya 59:1-2). Tetapi ada doa yang pasti diterima dan dijawab oleh Tuhan. Apakah itu? Pertobatan umat! Dalam murka-Nya akan dosa Tuhan selalu mengedepankan belas kasihan-Nya sebelum penghukuman dijatuhkan dengan Ia berfirman melalui nabi-nabi yang diutus-Nya untuk memberikan peringatan terlebih dahulu. Dan ketika umat tidak mau mendengarkan-Nya penghukuman pun jatuh, namun sekali lagi Ia menunjukkan belas kasihan-Nya dengan Ia memberikan jalan keluar kepada mereka.

"Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya" (Yesaya 55:7). Jadi, pertobatan umat adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan pengampunan dan pemulihan hubungan dengan TUHAN, Allah perjanjian mereka. Namun demikian, perhatikan kata 'selama' pada ayat pokok di atas: "... selama Ia berkenan ditemui, ... selama Ia dekat!" Kata 'selama' menunjukkan bahwa memang Tuhan bersedia untuk rekonsiliasi dengan umat, tetapi ada batas waktunya. Artinya, jika umat mengabaikan undangan Tuhan, maka ada waktunya pintu kemurahan-Nya ditutup, tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat. Contohnya manusia yang dihukum Tuhan pada zaman Nuh (Kejadian 6; Ibrani 11:7; 1 Petrus 3:20; 2 Petrus 2:5).

Dari bentuk kalimat ayat pokok di atas, undangan kepada umat menunjukkan, bahwa sesungguhnya Tuhanlah yang berinisiatif untuk mencari umat dan menyerukan rekonsiliasi diri-Nya dengan umat yang berdosa. Dan undangan finalnya adalah ketika Tuhan Yesus datang ke dalam dunia untuk menjadi jalan satu-satunya rekonsiliasi antara umat manusia dengan Allah (Yohanes 3:16; 14:6; Matius 1:21). Manusia berdosa diselamatkan ketika mereka berseru kepada Allah yaitu: "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan... sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan" (Roma 10:9-13).

Kompasianer yang terkasih, rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera (baca artikel saya sebelumnya yang berjudul: "Peace, a Future and a Hope"). Seringkali kita tidak menyadari bahwa kita masih dapat berbuat dosa meskipun kita telah menjadi orang Kristen. Untuk itu, marilah dengan kesadaran bahwa kita sebagai orang yang telah dibenarkan oleh kasih karunia Allah di dalam Kristus, maka hiduplah selayaknya orang Kristen sebagaimana yang dikehendaki Allah melalui tuntunan Roh Kudus dan firman-Nya. Allah tidak lagi jauh dan tidak susah untuk ditemui, Ia dekat dan dapat ditemui kapan saja dan di mana saja melalui doa-doa kita. Namun demikian, kedekatan hubungan dengan Allah tersebut janganlah disangka bahwa kita bisa seenaknya berbuat dosa dan Ia dapat memakluminya. Tidak! (Roma 6) Selamat menjalankan aktivitas, Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun