Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doa Seorang yang Kesepian dan Terpenjara (Mazmur 142)

5 September 2023   21:29 Diperbarui: 5 September 2023   21:38 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Seorang pria sedang duduk di tengah gurun pasir di daerah Iran. Sumber: Unsplash / Narges Pms

Nyanyian pengajaran Daud, ketika ia ada di dalam gua: suatu doa. Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN. Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya. Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. Di jalan yang harus kutempuh, dengan sembunyi mereka memasang jerat terhadap aku... Keluarkanlah aku dari dalam penjara untuk memuji nama-Mu. Orang-orang benar akan mengelilingi aku, apabila Engkau berbuat baik kepadaku (Mazmur 142:1-4, 8).

Kompasianer yang terkasih, ini adalah doa Daud ketika ia berada di gua Adulam (1 Samuel 22:1). Daud melarikan diri dari kejaran Saul, dan kemudian ia meminta suaka dari Akhis, raja kota Gat. Namun Daud urung meminta suaka tersebut karena ternyata kepada Akhis telah diberitahukan tentang siapa Daud yang sebenarnya (1 Samuel 21:10-12).

Ketakutan Daud bertambah karena ia harus berurusan dengan Saul dan Akhis, tentu ancaman semakin bertambah. Pelarian ke sana sini sangat melelahkan Daud, ia harus melewati waktu tiga belas tahun sampai akhirnya Saul mati dan ia dapat pulang kembali ke Israel. Jadi, mazmur ini menceritakan Daud yang kesepian dan terpenjara di dalam batinnya.

Ketika Daud merasa tekanan masalahnya semakin berat, ia sadar bahwa hanya Tuhan yang dapat menolongnya. Itu sebabnya, di ayat 2 Daud berseru-seru kepada Tuhan dan dengan nyaring ia memohon kepada Tuhan. Dari teks Ibrani menunjukkan, bahwa Daud berseru dan memohon kepada Tuhan secara terus menerus karena kejaran Saul pun terus menerus.

Persoalan yang dialami oleh Daud dapat terjadi juga pada kita. Meskipun kita dikelilingi orang-orang yang mengasihi kita, namun akan ada ceruk di mana kita akan mendapatkan jawaban dan ketenangan jiwa hanya dari Tuhan. Contohnya pada saat pandemi di mana pasien Covid 19 yang terisolasi di rumah sakit, ia pasti merasa takut karena sendirian berada di sana. Bisa dibayangkan pula  ketakutan seseorang yang dinyatakan mengidap kanker stadium akhir oleh dokter.

Sebagaimana Daud berseru dan memohon kepada Tuhan ketika ia merasa takut, demikianlah kita melakukannya juga. Memang merasa takut, tetapi imanlah yang mendorong kita berdoa dengan sungguh-sungguh, dan itulah yang kemudian memberikan kita pengharapan dan kekuatan di dalam menghadapi permasalahan hidup yang pelik.

Kalau kita merasa kesepian ketika sedang bergumul, mari diakui saja: "Tuhan, aku sendirian, aku lelah, aku tidak tahu harus bagaimana lagi, aku butuh Engkau Tuhan!" Di saat seperti ini ingatlah posisi kita di hadapan Tuhan: kita adalah anak-anak-Nya dan Dia adalah Bapa kita. Bapa sorgawi sangat mengasihi kita, tidak mungkin kita luput dari perhatian-Nya.

Yang dimaksud Daud dengan terpenjara adalah kerinduan yang ditujukan bukan bagi kepentingan pribadinya, tetapi kerinduannya untuk memuji Tuhan. Jadi, Daud meminta pertolongan Tuhan bukan sekedar untuk membereskan masalahnya, namun yang terpenting baginya ialah bahwa dia rindu untuk beribadah kepada Tuhan (ayat 8).

Loh, bukankah Daud telah beribadah ketika ia berdoa kepada Tuhan pada saat itu? Bukan itu maksudnya. Kerinduan Daud ialah ia bersama-sama dengan orang-orang benar datang beribadah kepada Tuhan. Sungguh luar biasa hati seorang Daud, ia tidak memikirkan keselamatan dirinya sendiri, ia memikirkan juga nasib orang lain.

Hari ini kita berdoa bukan hanya demi permasalahan pribadi kita, berdoa juga demi pembebasan semua orang yang sedang tertimpa masalah. Kita berdoa kiranya Tuhan menolong semua orang yang kita syafaatkan agar kita dapat bersaksi tentang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat dunia. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun