Haleluya! Pujilah nama TUHAN, pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, hai orang-orang yang datang melayani di rumah TUHAN, di pelataran rumah Allah kita! Pujilah TUHAN, sebab TUHAN itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama itu indah! Sebab TUHAN telah memilih Yakub bagi-Nya, Israel menjadi milik kesayangan-Nya (Mazmur 135:1-4).
Kompasianer yang terkasih, dari pembacaan ini kita mendapati frasa-frasa yang sama, yang diulang-ulang, sebagai panggilan yang tegas untuk beribadah melalui puji-pujian. Seperti dalam Mazmur 134 yang saya tulis sebelumnya, tidak diragukan lagi bahwa orang-orang yang datang melayani di rumah TUHAN adalah para imam dan orang-orang dari suku Lewi.
Mereka menjadi representasi dari bangsa Israel sebagai umat TUHAN. Perhatikan juga di ayat 18-20, dikatakan bahwa di sana ada kaum Harun yang menunjuk kepada para imam, orang-orang Lewi yang menunjuk kepada orang yang melayani di rumah TUHAN, dan orang-orang yang takut akan TUHAN menunjuk kepada umat Israel yang harus memuji TUHAN.
Kata "TUHAN" yang ditulis dalam huruf kapital semua dituliskan sebanyak tujuh kali di ayat 1-4, dan total ditulis sebanyak sembilan belas kali dari ayat 1-21. Kata "TUHAN" dua kali tulis dengan singkatan "Yah" di ayat 1 dan 21 yaitu dalam frasa "Haleluyah" (terjemahan LAI "Haleluya"), dari kata Ibrani "Halu" dan "Yah", yang diartikan "Pujilah TUHAN."
Kata "TUHAN" dari tetragrammaton "YHWH" yang diterjemahkan "Yahweh", adalah nama Allah perjanjian dari bangsa Israel di Perjanjian Lama. Jadi, nama TUHAN atau Yahweh adalah pusat dari ibadah dan pujian penyembahan umat Israel. Bagi mereka ketika datang ke Yerusalem, ke rumah TUHAN, maka mereka telah mempersiapkan segala sesuatunya karena mereka akan menghadap TUHAN, memusatkan diri kepada-Nya dan memberikan persembahan yang terbaik bagi-Nya.
Itu sebabnya, nama TUHAN begitu banyaknya dituliskan di pasal ini. Adapun alasan-alasan umat TUHAN di dalam memuji dan bermazmur bagi TUHAN adalah: yang pertama, sebab TUHAN itu baik (ayat 3a); yang kedua, sebab nama itu indah (ayat 3b); yang ketiga, sebab TUHAN telah memilih Israel bagi-Nya (ayat 4).
Dalam pembahasan ini saya berfokus pada alasan yang kedua: "sebab nama itu (TUHAN) indah." Nama TUHAN atau Yahweh tidak terelakkan dengan peristiwa Musa ketika ia bertanya tentang nama Allah yang memangggil dan mengutusnya ke Mesir dalam Keluaran 3:14. Di gunung Horeb itu Allah berfirman sebagai jawaban atas pertanyaan Musa: "AKU ADALAH AKU" yang dari teks Ibrani yaitu "EHYEH ASYER EHYEH."
"AKU ADALAH AKU" merupakan terjemahan umum yang biasa kita baca. Ada juga yang menerjemahkannya dalam kata kerja bentuk future sehingga menjadi "AKU AKAN ADA." Alkitab Ibrani terjemahan Yunani (Septuaginta) menerjemahkannya menjadi "AKU ADALAH DIA." Menariknya, terjemahan yang lebih terkini dari para ahli seperti David Noel Friedman menerjemahkannya menjadi "AKU YANG MENYEBABKAN SESUATU ADA", yang jika disederhanakan arti dari "EHYEH ASYER EHYEH" adalah "AKULAH SANG PENCIPTA."
Dengan demikian, arti nama TUHAN atau Yahweh yang indah itu sangatlah tepat seperti yang diungkapkan oleh pemazmur tentang TUHAN yang Mahabesar. Dialah Allah, Pencipta langit dan bumi (ayat 5-7). Pemazmur bukan hanya memuji, namun yang terpenting ialah ia mengenal TUHAN, Allah yang disembahnya.
Jadi, pemazmur mengajak orang Israel agar mereka tidak menyembah TUHAN seperti sebuah formalitas atau kewajiban belaka, tetapi ia menekankan di sini, "Sesungguhnya aku tahu" atau dari teks Ibrani "Sesungguhnya aku kenal." Apa yang diungkapkan sebagai isi hatinya adalah bentuk pengenalannya yang benar akan Allah yang disembahnya.