Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbahagianya Orang yang Diundang ke Pesta (Lukas 14:12-14)

26 Januari 2023   20:29 Diperbarui: 26 Januari 2023   20:31 3676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kewajiban tamu undangan pesta untuk mengisi buku tamu. Sumber: Unsplash / Erika Fletcher

Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar." (Lukas 14:12-14)

Kompasianer yang terkasih, ini adalah lanjutan dari apa yang Yesus sampaikan dalam perumpamaan mengenai orang yang rendah hati akan menerima kehormatan dibandingkan dengan orang yang ingin diakui sebagai orang yang terhormat (ayat 7-11). Artikel saya sebelumnya yang berjudul: "Kehormatan Itu Bagi Orang Yang Rendah Hati" telah menjelaskannya.

Pada ayat 12-14 yang menjadi pembahasan saya kali ini, Yesus mengajarkan hal yang sangat sederhana, tetapi sering terlewatkan dalam pemahaman kita akan hal berbahagia terkait dengan keberadaan orang lain. Karena biasanya seseorang merasa bahagia ketika orang lain menghormatinya atau memberi pengakuan untuk eksistensinya.

Bagi orang Yahudi, mengundang seseorang dalam suatu perjamuan berbeda dengan sekedar berbuat baik bagi seseorang yang membutuhkan. Mengundang seseorang dalam perjamuan berarti menempatkan orang lain dalam kelompoknya, dalam tataran yang semartabat dengannya, sementara yang lainnya tidak seperti itu.

Kontras dengan kebiasaan orang Yahudi pada saat itu, Yesus justru menyuruh kepada orang yang mengundangnya agar di lain waktu apabila ia mengadakan perjamuan makan, maka sebaiknya ia mengundang orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta (ayat 13). Intiya, si tuan rumah yang kaya diarahkan perhatiannya kepada kaum yang termarjinalkan.

Alasan Yesus sederhana saja, bahwa orang-orang tersebut tidak akan dapat membalas undangan dari orang yang mengundang mereka dan hal itulah yang memberi kebahagiaan bagi si pengundang, dan satu-satunya balasan baginya ialah mendapatkan bagian pada hari kebangkitan orang-orang benar (ayat 14).

Sebagai perenungan kita, bahwa Yesus sedang mengajarkan bagaimana kita dapat berbahagia ketika kita berbagi kasih dengan orang-orang tidak berdaya dalam suatu acara khusus dalam arti harfiah. Dalam arti rohaniah yang lebih jauh lagi, sebenarnya inilah undangan Yesus bagi kita semua yang pada dasarnya miskin, cacat, lumpuh dan buta di hadapan Allah.

Menurut iman Kristen, Yesus Kristus, Allah yang berinkarnasi menjadi manusia mengadakan perjamuan kudus dengan memberikan tubuh-Nya sebagai roti untuk dimakan dan darah-Nya sebagai anggur untuk diminum dalam kematian dan kebangkitan-Nya agar kita, orang berdosa, yang diundang-Nya memperoleh persekutuan dengan Dia di dalam keselamatan kekal.

Dan kita yang percaya dan diselamatkan tentu saja tidak dapat melakukan hal yang sama kepada Tuhan Yesus sebagai balasannya. Betapa berbahagianya kita menjadi orang yang diundang Tuhan Yesus di dalam pesta-Nya. Dan kebahagiaan itu menjadi sempurna ketika kita mengingat kepada mereka yang miskin, cacat, lumpuh dan buta dengan kasih dan kemurahan hati.

Marilah kita yang telah memperoleh kasih karunia Allah di dalam Kristus agar selalu menyadari posisi kita di hadapan-Nya. Nikmatilah persekutuan yang indah dengan Tuhan di dalam keseharian kita, pekerjaan kita dan ibadah kita, namun jangan lupa ada tugas Tuhan yang harus dilakukan dalam rangka bersaksi tentang Dia yang mengundang semua orang untuk masuk ke dalam keselamatan dan persekutuan yang kekal dengan-Nya di sorga. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun