Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda. Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya. (2 Tawarikh 32:1)
Kompasianer yang terkasih, pada tulisan saya sebelumnya yang berjudul "Ibadah Awal Tahun: Saatnya Mereformasi Diri", dijelaskan tentang iman Hizkia, raja Yehuda, yang bergiat di dalam mereformasi kehidupan spiritual bangsa Yehuda di awal pemerintahannya.
Setelah catatan yang sangat mengesankan di dua ayat sebelumnya, maka penulis Tawarikh segera beralih dari kisah kesuksesan menjadi pergumulan besar seorang Hizkia yang dikatakan sebagai orang yang setia kepada Allah.
Masalah besar Hizkia adalah ketika Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda. Dalam 2 Raja-Raja 18:23, dikatakan bahwa kota-kota berkubu Yehuda telah berhasil direbut oleh Asyur dan tinggal kota Yerusalem, ibukota Yehuda, yang belum dikuasai sehingga dikepung oleh tentara Asyur.
Kalau kita membaca peristiwa ini dari 2 Raja-Raja 18:13-21, ternyata Hizkia pernah tunduk kepada Asyur dengan memberikan upeti yang sangat besar (ayat 14-16). Hal ini terjadi pada masa raja Sargon II berkuasa.
Namun, setelah raja Sargon II wafat dan digantikan oleh Sanherib, Hizkia memimpin pemberontakan negara-negara di wilayah barat melawan Asyur dan bersekongkol dengan Mesir. Inilah yang menjadi penyebab penyerbuan Asyur ke Yehuda (ayat 17-21).
Rupa-rupanya Hizkia pernah diperingatkan oleh nabi Yesaya, bahwa Mesir akan kalah (Yesaya 20:1-6) dan diberi peringatan keras sekali oleh Tuhan bahwa bahaya akan menimpa Yehuda apabila tetap bergantung kepada Mesir (Yesaya 30:1-14).
Dengan demikian, meskipun Hizkia dikatakan hidupnya bergantung kepada Tuhan, tetapi ia juga pernah bertindak konyol dan bodoh ketika ia mencoba bersandar kepada kekuatan raja Mesir dan bukan kepada Allah, Sang Raja sorga.
Tetapi syukurlah, pengepungan Asyur dengan bala tentara yang besar dan kuat menyadarkan Hizkia untuk kembali mengandalkan kekuatan Tuhan, Allahnya. Raja Yehuda yang terdesak itu akhirnya insaf bahwa Tuhanlah yang selama ini telah melindungi umat perjanjian-Nya tersebut.
Di satu pihak, juru minuman agung Asyur terus menerus merendahkan Hizkia dan Yehuda, lalu menghina TUHAN, Allahnya Israel (2 Raja-Raja 18:18-35). Ancaman kedua Asyur disampaikan dengan surat (2 Raja-Raja 19:8-13). Di pihak lain, Allah sedang merancangkan kehancuran Asyur dan kematian Sanherib, rajanya (Yesaya 37:6-7).