Kemudian pergilah Musa, lalu mengatakan segala perkataan ini kepada seluruh orang Israel. Berkatalah ia kepada mereka: "Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun; aku tidak dapat giat lagi, dan TUHAN telah berfirman kepadaku: Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi. TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu..." (Ulangan 31:1-3a)
Kompasianer yang terkasih, pada ayat 1-2 dituliskan, bahwa Musa yang sudah sangat tua dan yang melakukan kesalahan di ujung pengabdiannya tidak diizinkan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, negeri yang dijanjikan Tuhan. Suksesi kepemimpinan akan dilanjutkan oleh Yosua bin Nun (ayat 3c).
Dengan berakhirnya kepemimpinan Musa, maka tentu timbul kekuatiran di dalam bangsa Israel, baik di kalangan umat maupun bagi Yosua sendiri sebagai suksesornya Musa. Itu sebabnya, melalui Musa, Tuhan perlu meyakinkan umat dan Yosua, bahwa mereka pasti dapat menyeberang dan memasuki tanah Kanaan dan mendudukinya.
1. Kepada umat.
TUHAN, Allah Israel, Dialah yang akan menyeberang di depan bangsa Israel (ayat 3a). Tuhan akan memunahkan musuh-musuh Israel di depan mereka sebagaimana Ia pernah melakukannnya di masa lalu ketika Israel keluar dari Mesir (ayat 3b, 4-5).
Israel diperintahkan untuk menguatkan dan meneguhkan hati, tidak takut dan gentar karena musuh-musuh mereka, sebab TUHAN, Allah Israel, berjalan menyertai mereka. Tuhan menjamin, bahwa Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan umat-Nya (ayat 6).
2. Kepada Yosua.
Yosua juga diperintahkan Tuhan untuk menguatkan dan meneguhkan hatinya, sebab dialah yang dipilih Tuhan sebagai pengganti Musa untuk membawa bangsa Israel memasuki tanah perjanjian Tuhan dengan nenek moyang mereka (ayat 7).
Tuhan kembali menjamin diri-Nya sendiri yang akan berjalan di depan dan menyertai Yosua, Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan Yosua. Oleh sebab itu, Yosua tidak boleh takut dan patah hati atau cemas hati seperti terjemahan dari teks Ibraninya (ayat 8).
Demikianlah kiranya dengan kita di masa kini, sebentar lagi kita akan memasuki tahun yang baru, tahun 2023 yang katanya banyak tantangan dan kegelapan. Tetapi, bukankah kita tetap hidup dan berkarya sampai hari ini setelah melewati masa yang tergelap selama lebih dari dua tahun akibat pandemi Covid-19? Bukankah anugerah Tuhan telah kita rasakan selama ini?