2. Pengorbanan Yusuf
Yusuf yang mengetahui bahwa Maria hamil sebelum ia bersetubuh dengannya, memilih untuk menceraikannya diam-diam supaya Maria tidak dipermalukan nama baiknya setelah ia mempertimbangkannya (Matius 1:19-20a). Yusuf rela kehilangan martabatnya sebagai seorang suami demi melindungi isterinya karena ia seorang yang tulus hati. 'Tulus hati', terjemahan lebih tepatnya yaitu 'seorang yang benar.' Benar dalam Perjanjian Lama adalah 'sesuai hati Allah dan hukum-Nya.' Jadi, Yusuf sedang menyatakan belas kasihan dan kemurahan hati kepada Maria.
Yusuf mengurungkan maksudnya ketika ia ditemui oleh malaikat Tuhan yang menjelaskan, bahwa anak yang dikandung Maria berasal dari Roh Kudus yang harus ia namai Yesus, sesuai dengan maksud Allah kepada umat manusia yaitu menyelamatkan mereka dari dosa seperti yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya tentang nama-Nya: Imanuel (Matius 1:20-23). Respon Yusuf luar biasa, ia berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi ia tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus lahir (Matius 1:24-25).
Maria dan Yusuf rela berkorban karena mereka percaya kepada Allah. Mereka taat dan mengabaikan kepentingan diri sendiri karena melihat rencana Allah yang besar, yang agung dan mulia, melalui kelahiran Yesus Kristus.
3. Pengorbanan Yesus Kristus
Matius menulis, bahwa anak itu adalah Allah menyertai kita (Matius 1:23); Lukas menulis, anak yang akan dilahirkan Maria adalah Anak Allah Yang Mahatinggi (Lukas 1:32, 35). Anak itu harus dinamai Yesus (Matius 1:21; Lukas 1:31). Matius menegaskan, bahwa Yesus itu bergelar Kristus (teks Ibrani: Mesias; Matius 1:1, 18); Lukas menjelaskan, sang Mesias itu adalah Raja yang kerajaan-Nya kekal, dari garis keturunan Daud sebagaimana yang dinubuatkan oleh para nabi (Lukas 1:32-33). Dengan demikian, Yesus Kristus adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia.
Meskipun Yesus adalah Allah Yang Mahakuasa, tetapi Ia rela dilahirkan sebagai manusia yang hina, bukan lahir di dalam istana raja, Ia bersedia dilahirkan di dalam palungan: tempat makanan hewan! (Lukas 2:7) Klimaksnya, Yesus merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan  sampai mati di kayu salib (Filipi 2:8), supaya misi-Nya datang ke dalam dunia tergenapi, yaitu untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Matius 1:21).
Dengan melihat pengorbanan Maria, Yusuf, dan Yesus Kristus, maka marilah kita umat Kristen meneladani apa yang telah mereka lakukan demi orang lain. Sekali lagi, Natal bukan tentang kesenangan pribadi kita, tetapi tentang kasih Allah yang telah kita terima dan membagikannnya kepada sesama manusia meskipun itu menuntut pengorbanan diri kita. Maria mengakui, bahwa ia hanyalah hamba Tuhan; Yusuf melakukan perintah Tuhan; dan Yesus Kristus taat pada kehendak Bapa-Nya di sorga. Bagaimana dengan kita?
Selamat Hari Natal Kompasianer sekalian, sampai jumpa pada tulisan berikutnya. Tuhan Yesus memberkati. Haleluyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H