Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memikul Kuk adalah Anugerah Tuhan di Masa yang Sukar (Ratapan 3:27)

12 Desember 2022   14:03 Diperbarui: 12 Desember 2022   14:09 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya." (Ratapan 3:27)

Kompasianer yang terkasih, setelah dua seri sebelumnya berbicara tentang kasih setia Tuhan dan Tuhan adalah baik, maka seri ketiga ini pembahasannya tentang anugerah Tuhan. Bagi nabi Yeremia, memikul kuk adalah anugerah Tuhan di masa yang sukar. Mengapa? Karena di ayat 28b dikatakan, bahwa Tuhanlah yang membebankan kuk yang harus dipikul oleh bangsa Yehuda yang digambarkan sebagai seorang pria.

Pada ayat 27 yang menjadi pokok pembahasan, dikatakan: "Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya." Yeremia tahu, penghukuman Tuhan berlangsung dalam waktu yang sangat lama yaitu tujuh puluh tahun. Jadi, ketika seseorang yang masih muda di kala menjalani penghukuman, maka mereka dapat belajar dari kesalahan yang dilakukan sebelumnya, dan mereka didewasakan selama memikul kuk tersebut.

Untuk diketahui, kuk adalah palang kayu dengan jepitan vertikal yang memisahkan kedua binatang penarik sehingga bersama-sama dapat menarik beban yang berat. Kuk di dalam Alkitab dipakai untuk menggambarkan sebuah kesukaran hidup sebuah bangsa atau ketaatan paksa. Kuk juga berbicara tentang ketundukan kepada seseorang yang lebih berkuasa.

Dari pengertian tersebut kita dapat memahami, bahwa kuk yang dipikul bangsa Yehuda merupakan anugerah Tuhan, di mana mereka ada di bawah kuk perhambaan: pertama, Yehuda ada di bawah kuk perhambaan dosa (sebab); kedua, Yehuda ada di bawah kuk perhambaan Babel (akibat). Disebut anugerah, karena Allah masih menginginkan Yehuda tetap ada sebagai kasih setia-Nya kepada perjanjian-Nya dengan Daud (2 Raja-Raja 8:19; 2 Tawarikh 21:7). Itu sebabnya, Yehuda hanya menjadi tawanan, tetapi mereka tidak dibinasakan di Babel.

Melalui hal tersebut, Yeremia mengajarkan kepada kita pada hari ini tiga hal yang harus dilakukan ketika seseorang memikul kuk karena dosa kepada Tuhan:

1. Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya (ayat 28).

Kita harus mengintrospeksi diri masing-masing dengan suatu perenungan yang mendalam, izinkan Roh Kudus menyingkapkan semua ketidakbenaran yang mungkin saja selama ini tidak kita sadari.

2. Biarlah ia merebahkan diri dengan mukanya dalam debu, mungkin ada harapan (ayat 29).

Ketika kesalahan kita disingkapkan, maka perlulah kita menyesalinya dan memohonkan pengampunan Tuhan sehingga ada harapan untuk diampuni dan dipulihkan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun