Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan yang Kasih Setia-Nya Kekal (Mazmur 106:1)

23 Oktober 2022   12:00 Diperbarui: 23 Oktober 2022   12:07 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (Mazmur 106:1).

Kompasianer yang terkasih, mazmur ini dibuka dengan, 'Haleluya!' (pujilah TUHAN), kemudian disusul dengan, 'Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!'. Jadi, sudah sepatutnya umat Tuhan memuji dan bersyukur karena telah menikmati atau merasakan kebaikan Tuhan dalam hidupnya.

Pujian syukur ini dilanjutkan dengan pengakuan 'Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya'. Kasih setia dari kata Ibrani chesed, yang artinya dari berbagai terjemahan adalah kindness atau kebaikan hati. Namun, dari konteksnya menurut saya, terjemahan King James Version (KJV) lebih tepat yaitu mercy atau kemurahan hati.

Dari terjemahan KJV, di antara frasa 'for His mercy' dan 'for ever' ada kata 'endureth', yang artinya berlangsung terus; berjalan lama. Jadi, kasih setia yang dimaksud adalah kemurahan hati Tuhan yang berlangsung selama-lamanya. Tuhan Allah menunjukkan daya tahan atau ketabahan yang luar biasa dalam menghadapi ketegaran hati bangsa Israel (ayat 6-39).

Oleh karena pemberontakannya, maka Israel dihukum Tuhan sebagai bentuk pendisiplinan (ayat 40-43). Hanya karena kasih karunia dan perjanjian-Nya, maka Tuhan melindungi Israel tetap ada (ayat 44-46). Inilah yang dikatakan oleh Paulus tentang kesetiaan Allah, "Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya" (2 Tim. 2:13). Inilah artinya, 'sebab Ia baik' di ayat pokok dari teks Ibrani, yaitu Tuhan baik dari diri-Nya sendiri.

Dengan demikian, kebaikan dan kasih setia Tuhan itu tak bersyarat, Dia memberikan kepada umat-Nya dengan cuma-cuma; unconditional kindness. Kata chesed berpadanan dengan kata charis dari teks Yunani, yang artinya kasih karunia.

Pada ayat 3 Mazmur 106 itu dikatakan, 'Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu.' Itu sebabnya, pemazmur sangat mengharapkan supaya ia bermegah (ayat 4-5). Jadi, bagi umat Perjanjian Lama, keselamatan akan diperoleh jika melakukan hukum Taurat di segala waktu (bnd. Mazmur 1).

Keselamatan berbasis kinerja tersebut kemudian dikutip oleh Paulus dalam Galatia 3:10-12. Namun, Paulus dalam surat-suratnya menegaskan, bahwa oleh kasih karunia kita semua telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus, dan kita yang percaya ini harus hidup bagi Kristus setiap saat. Kita melakukan ini bukan supaya diterima oleh Allah, tetapi karena kita telah diterima oleh Allah dan kasih setia-Nya, maka kita harus setia kepada-Nya seumur hidup.

Demikian pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini. Sampai jumpa pada tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati kita semua. Haleluyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun