Mazmur 1 ini menunjukkan dua kelompok manusia, yang satu hidupnya bahagia dan berhasil (sukses), yang satu lagi merana dan hancur hidupnya. Pada ayat 1 dan 2 yang dikatakan dalam kelompok manusia yang bahagia dan berhasil adalah yang melakukan tiga hal yang harus dihindari (ay. 1) dan melakukan dua hal yang wajib sebagai orang percaya (ay. 2). Dari kelima hal yang dilakukan tersebut akhirnya kita mendapati bahwa menjadi orang yang bahagia dan sukses itu simpel aja. Singkatnya, menjadi orang bahagia dan sukses itu tergantung dari gaya hidup kita sebagai orang beriman.
Menariknya ialah dari penggunaan kata kerja Ibraninya saya sederhanakan saja sebagai berikut: ayat 1 menunjukkan masa yang telah terjadi yaitu bagaimana orang tersebut telah hidup. Ayat 2 menunjukkan masa yang sedang berlangsung saat ini yaitu cara hidup setiap harinya dari orang tersebut. Ayat 3 menunjukkan kondisi di masa depan seperti yang diharapkan orang tersebut. Orang yang dimaksud di ayat 1-3 itu anggaplah saudara dan saya. Mari kita perhatikan lebih jauh lagi.
'Berbahagialah' dari teks Ibraninya berbentuk jamak yang menunjukkan semua berkat Allah. Sedangkan 'orang' bentuknya jamak tapi objeknya tunggal yang menunjukkan semua orang yang mengenal dan taat kepada Allah. Jadi, yang dimaksud "Berbahagialah orang" adalah semua orang yang dekat dengan Tuhan pasti menerima berkat yang membahagiakan hidupnya. Demikian juga dengan saudara yang dekat dengan Tuhan, berkat yang diterima dari Dia pasti membuat hidup saudara bahagia sebab Tuhan tidak pernah memberikan berkat yang menyusahkan penerimanya.
Saudara yang terkasih, tiga hal yang berbentuk kalimat negatif yang harus dilakukan di ayat 1: pertama, tidak berjalan menurut nasihat orang fasik. Saudara harus berhati-hati mendengarkan masukan-masukan dari orang lain, apalagi dalam sikon seperti sekarang yang bisa sangat menggoda saudara untuk mengikutinya meskipun saudara tahu hal itu bertentangan dengan firman Tuhan dan hati nurani saudara. Meskipun orang yang seiman, tapi dia tidak takut Tuhan nasihatnya bisa berbahaya.
Kedua, tidak berdiri di jalan orang berdosa. Saudara dapat belajar dari para Youtuber atau influencer - yang sukses karena vlog-vlog viralnya yang menipu, amoral dan lain sebagainya - mereka mengikuti jalan yang salah demi kepentingan channelnya karena meniru selebritas yang menghalalkan segala cara demi kesuksesan karir mereka meskipun harus mengabaikan kebenaran, harga dirinya dan kepentingan orang lain. Kesuksesan seperti itu pasti semu dan tidak akan membahagiakannya di masa depan.
Ketiga, tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Dengan adanya pandemi Covid 19 yang berlangsung lebih dari dua tahun banyak orang yang mencemooh Tuhan khususnya mereka yang tinggal di negara-negara Barat yang menuduh Tuhan itu kejam, tidak peduli dan membiarkan umat manusia binasa. Kumpulan orang yang seperti ini adalah mereka yang pesimis, tidak beragama dan tentu saja tidak bertuhan. Mungkin di sekitar saudara ada orang yang seperti itu. Supaya tidak dipengaruhi mereka, ya saudara menjauh saja tanpa harus menujukkan kebencian, tetapi doakanlah mereka.
Nah, sekarang dua hal yang berbentuk kalimat positif yang harus dilakukan di ayat 2: pertama, Taurat TUHAN menjadi kesukaan. Taurat di sini menunjuk pada seluruh ajaran Tuhan, bukan hanya Taurat Musa. Kesukaan itu artinya saudara mencintai Tuhan dan firman-Nya, bukan hanya mengakui Dia sebagai Allah tanpa perlu mengenal pribadi-Nya. Seperti saya kepada istri, yang bukan hanya sekedar mengakui dia sebagai istri, tetapi saya harus mencintai dirinya seutuhnya.
Kedua, Taurat itu direnungkan siang dan malam. Merenungkan artinya saudara membaca firman Tuhan dengan suara lembut, dengan tenang lalu direnungkan atau dipikirkan. Hal ini menunjukkan saudara sedang belajar mengenal Tuhan secara intim di mana firman-Nya ketika diucapkan, itu juga telah menjadi doa saudara. Siang dan malam menunjuk waktu yang terus menerus saudara bergaul dengan Allah melalui firman-Nya, itulah yang akan membuat saudara dapat mencintai Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan saudara.
Sekarang maju ke ayat 3. Ketika saudara sudah menyatu dengan firman-Nya, saudara telah mengenal Allah dengan benar, maka saudara diibaratkan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Sebagaimana pohon yang bertumbuh, demikianlah dengan saudara yang hidup di dalam firman Tuhan pasti akan mengalami proses pertumbuhan iman meskipun ada di tengah pergumulan. Anugerah Allah yang menumbuhkannya (1 Kor. 3:6). Ada tiga berkat bagi saudara yang bertumbuh di dalam Tuhan:
Pertama, menghasilkan buah pada musimnya. Jika sudah waktunya saudara pasti menghasilkan buah-buah kebenaran. Kedua, daunnya tidak layu. Saudara akan terus dipenuhi dengan kekuatan dan sukacita Tuhan di masa yang sukar. Ketiga, apa saja yang diperbuat berhasil. Ini jaminan yang luar biasa, bersama dengan Tuhan saudara pasti berhasil melewati masa pasca pandemi Covid 19.
Demikianlah pelajaran Alkitab kali ini, kiranya menjadi perenungan di dalam melakukan aktivitas sepanjang hari ini. Sampai jumpa pada tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati saudara. Haleluyah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H