Menurut sejarawan, Musa adalah seorang jenderal yang telah memenangkan banyak pertempuran di masa mudanya sehingga konon dengan kesuksesan dari pengalaman tempurnya itu ia menjadi kandidat Firaun. Pada intinya Tuhanlah yang memberi kekuatan dan kemampuan berperang itu, tetapi tentu ada orang yang harus melatih Israel teknik berperang yang lazim pada waktu itu.
Kelima, supaya Israel mengarahkan pandangannya ke depan (ay. 19). Jika Israel berfokus pada tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan yaitu tanah yang berkelimpahan dengan susu dan madunya, tanah yang penuh damai sejahtera, maka tentu kenangan akan Mesir perlahan-lahan akan terlupakan dari hati dan pikiran orang Israel.Â
Kehidupan terus berjalan ke masa depan, masa lalu yang terpahit sekalipun hanyalah kenangan yang sekilas saja untuk menjadi perenungan, kemudian sadarilah bahwa hidup di masa kini untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa perubahan itu untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. Israel di padang gurun harus berbeda dengan Israel saat masih di Mesir.
Keenam, supaya Israel tidak mengharapkan zona nyaman (ay. 20). Melewati jalan yang biasa mungkin ada jaminan makanan dan minuman di sepanjang jalan itu, tetapi rombongan dengan jumlah yang besar bisa dianggap ancaman bagi bangsa-bangsa yang kapan saja bisa menyerang mereka. Itu sebabnya Tuhan melatih mereka di padang gurun agar selalu berwaspada dengan keadaan di sekitar mereka. Dan itu terbukti ketika mereka dalam ketidaktaatan sehingga harus berputar lebih jauh dan lama lagi, mereka kemudian harus bertempur dengan bangsa-bangsa yang wilayahnya dilewati Israel.
Ketujuh, supaya Israel terbiasa bergantung kepada Allah (ay. 20-21). Segala kebutuhan hidup dan perlindungan di perjalanan semuanya tersedia secara ajaib. Israel dipastikan Tuhan bahwa mereka baik-baik saja di jalan yang sulit oleh karena Allah yang pasti mengindahkan atau mengurus Israel (dari teks Ibrani; ay. 19).Â
Kemudian Allah menjamin penyertaan-Nya berupa tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari (ay. 20-21). Di waktu siang yang sangat panas di padang gurun, Israel tidak akan kepanasan dan di kala malam padang gurun bisa menjadi sangat dingin, namun Allah memberikan mereka kehangatan.
Dengan demikian, Allah yang menuntun Israel di padang gurun adalah Allah yang mengasihi, memelihara, melindungi serta mengembangkan iman umat-Nya itu siang dan malam.
Begitu juga dengan saudara yang sedang dalam pergumulan, percayalah bahwa jalan tersulit yang sedang saudara jalani merupakan proses pembentukan Allah yang terbaik dan jalan-Nya itu meski perlu waktu untuk menjalaninya, tetapi imanilah Dia yang menuntun saudara tidak mungkin akan membiarkan saudara.Â
Mungkin saudara saat ini masih bertanya: "mengapa umat Tuhan harus melewati jalan yang sulit?", tetapi ketika saudara setia menjalaninya dengan penuh iman dan pengharapan, maka pada akhirnya saudara tidak lagi akan bertanya melainkan memuji Tuhan karena telah membawa saudara menjadi pemenang di dalam jalan dan kehendak-Nya yang sempurna. Sampai jumpa di tulisan berikutnya, tetap percaya, tetap semangat ya! Selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati saudara dan keluarga saudara. Haleluyah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H