Mohon tunggu...
Theodore Agung Harefa
Theodore Agung Harefa Mohon Tunggu... Lainnya - Remaja Kritis

Seorang remaja yang digembleng untuk berpikir kritis, inovatif, dan peduli. #KreativitasTanpaBatas

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bagaimana Generasi Muda Berperan Mewujudkan Keuangan Berkelanjutan untuk Masa Depan Indonesia?

24 Desember 2024   17:51 Diperbarui: 24 Desember 2024   17:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi muda sebagai generasi emas Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan masa depan perekonomian negara. Sebagai kelompok usia produktif yang akan mengambil alih tongkat estafet pembanguan, generasi muda perlu memahami bahwa pengelolaan keuangan tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi, tetapi juga pada keberlanjutan ekonomi nasional. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia khususnya di usia 15-17 tahun hanya mencapai 51,70%. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kelompok usia 18-25 tahun: 70,19%, 26-35 tahun: 74,82%, dan 36-50 tahun: 71,72%. (Sumber: icdx.co.id). Oleh karenanya, generasi muda harus dapat meningkatkan literasi keuangan. Dengan memiliki literasi keuangan yang baik, remaja dapat mulai membangun kebiasaan finansial yang bertanggung jawab sejak dini, seperti menyisihkan uang untuk tabungan, berinvestasi, dan mendukung produk lokal. Langkah kecil ini tidak hanya membantu menciptakan stabilitas keuangan pribadi tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Kesadaran finansial (financial awareness) sangat erat kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Dengan memahami bagaimana keuangan dapat digunakan untuk mendukung tujuan jangka panjang, generasi muda dapat mengambil keputusan yang lebih bijak, seperti mendukung bisnis ramah lingkungan atau berpartisipasi dalam investasi berkelanjutan. Hal ini dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang tidak hanya berfokus pada profit, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan lingkungan. Dalam rentang jangka waktu yang panjang, kesadaran finansial akan sangat membantu dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Oleh karena itu, peduli terhadap keuangan berkelanjutan bukan hanya soal masa kini, tetapi juga tentang menyiapkan masa depan yang lebih baik.

Keuangan berkelanjutan (sustainable finance) adalah sebuah prinsip dalam pengelolaan keuangan yang tidak hanya berorientasi pada profit finansial, tetapi juga harus mempertimbangkan bagaimana dampaknya pada aspek sosial dan lingkungan. Dalam konteks ekonomi Indonesia, keuangan berkelanjutan menjadi semakin relevan karena dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif sekaligus menjaga kelestarian sumber daya alam. Misalnya, investasi pada sektor energi terbaru, pengelolaan limbah, atau usaha kecil yang ramah lingkungan dapat mendorong inovasi dan menciptakan lapangan kerja, tanpa merusak keseimbangan ekosistem. Dengan menerapkan prinsip ini, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil, meningkatkan efisiensi sumber daya, dan menciptakan ekonomi yang lebih tangguh di tengah perubahan global.

Selain dari itu, prinsip keuangan berkelanjutan secara sederhana dapat dipraktikkan dengan pengelolaan uang seefisien mungkin. Sebagai contoh: saya adalah seorang pelajar SMA. Saya mulai menyadari pentingnya membuat anggaran sederhana untuk mengelola uang jajan saya. Dengan membuat catatan kecil setiap kali saya mengeluarkan uang, saya bisa melihat pola pengeluaran saya dan memastikan tidak ada yang terbuang percuma. Misalnya: uang jajan saya Rp15.000 per hari dan saya sekolah dalam waktu 5 hari kerja, itu artinya saya memiliki Rp75.000 per minggu. Untuk mengelolanya dengan baik, saya membuat rencana anggaran sederhana dengan membagi uang ini menjadi tiga bagian: kebutuhan sehari-hari, tabungan, dan kegiatan produktif lainnya. Misalnya, saya menetapkan Rp10.000 per hari (atau Rp50.000 per minggu) untuk kebutuhan sehari-hari seperti membeli makan atau minuman di kantin sekolah. Dengan demikian, saya tetap bisa memenuhi kebutuhan dasar tanpa merasa kekurangan. Dari sisa Rp5.000 per hari (atau Rp25.000 per minggu), saya menyisihkan Rp15.000 untuk tabungan. Dalam sebulan, saya bisa menabung kurang-lebih Rp60.000. Tabungan ini saya gunakan untuk tujuan tertentu, seperti membeli buku pelajaran, alat tulis, atau menabung untuk sesuatu yang lebih besar, seperti buku bacaan atau hal-hal tersier lainnya. Tabungan kecil ini mengajarkan saya untuk konsisten dan sabar, karena meskipun jumlahnya tidak besar, hasilnya terasa dalam jangka panjang.

Saya dapat mengalokasikan sisa uang Rp10.000 per minggu untuk kegiatan produktif, misalnya mengikuti kursus online gratis yang mungkin membutuhkan kuota tambahan atau membeli alat sederhana untuk mendukung hobi saya, seperti menggambar atau menulis. Saya juga menggunakan uang ini untuk mendukung proyek kecil di sekolah, misalnya untuk kegiatan kelompok atau perlengkapan kegiatan sekolah, misalnya proyek P5. Dengan membagi uang jajan seperti ini, saya merasa lebih bertanggung jawab atas pengeluarannya. Selain itu, saya belajar membedakan kebutuhan dan keinginan, serta mengelola prioritas dengan lebih baik. Kebiasaan ini juga membantu saya lebih siap untuk mengelola keuangan yang lebih besar di masa depan.

Saya juga mulai memahami konsep konsumsi bertanggung jawab (responsible consumption concept). Sebagai remaja, godaan untuk membeli barang-barang hanya karena sedang tren cukup besar. Namun, saya harus lebih pandai dalam memilih barang yang saya beli. Saya lebih memilih produk lokal yang mendukung usaha kecil di sekitar saya, atau membeli barang yang tahan lama atau dapat dipakai kembali untuk mengurangi limbah. Selain itu, saya juga mulai menerapkan kebiasaan hemat energi di rumah, seperti mematikan peralatan energi yang tidak terpakai. Dengan langkah-langkah ini, saya merasa tidak hanya membantu diri saya sendiri, tetapi juga memberikan dampak kecil untuk lingkungan.

Menerapkan langkah-langkah ini membuat saya lebih peka terhadap pentingnya pengelolaan keuangan yang baik. Saya menyadari bahwa meskipun jumlah uang yang saya kelola belum besar, kebiasaan yang saya bangun sekarang akan sangat bermanfaat di masa depan. Saya percaya bahwa generasi muda seperti saya memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan, termasuk melalui pengelolaan uang secara bertanggung jawab. Dengan mulai dari hal kecil, saya merasa lebih siap untuk menjadi bagian dari solusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

Bergabung dengan komunitas keuangan seperti Komunita #UangKita bisa menjadi langkah awal yang sangat bermanfaat bagi generasi muda dalam meningkatkan literasi keuangan. Di komunitas ini, kita bisa berbagi pengetahuan dengan anggota lain tentang cara mengelola uang, memahami investasi, atau memanfaatkan teknologi finansial. Tidak hanya itu, komunitas seperti ini juga sering mengadakan focus group discussion (FGD), webinar, atau workshop yang membahas topik-topik menarik, seperti investasi ramah lingkungan atau pengelolaan anggaran sederhana. Melalui interaksi ini, kita dapat mendapatkan pemahamann baru dan termotivasi untuk menerapkan kebiasaan finansial yang lebih baik. Selain menambah wawasan, komunitas juga memberikan akses kepada ahli keuangan yang bisa membantu saya dalam merencanakan masa depan keuangan saya secara lebih strategis.

Membangun masa depan Indonesia yang berkelanjutan dimulai dari langkah-langkah kecil yang bisa kita ambil hari ini. Sebagai generasi muda, kita memiliki peran penting untuk menciptakan perubahan positif, dimulai dari diri sendiri. Dengan mengelola keuangan secara bijak, mendukung produk lokal, dan berinvestasi pada hal-hal yang mendukung keberlanjutan, kita tidak hanya membangun masa depan yang lebih stabil bagi diri kita sendiri tetapi juga memberikan dampak bagi masyarakat dan lingkungan. Langkah sederhana seperti membuat anggaran, menyisihkan tabungan, atau bergabung dengan komunitas yang mendorong inovasi finansial dapat menjadi awal dari perubahan besar. Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian, kita dapat menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara finansial, tetapi juga peduli terhadap kontinuibilitas, membawa kita menuju masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan. #UangKita untuk Masa Depan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun