Mohon tunggu...
Theo Manthovani
Theo Manthovani Mohon Tunggu... -

Penulis amatir yang mencoba kiprahnya dalam dunia penulisan artikel yang penuh intrik dengan sesirih kapurnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jarak Berkembang Biak Makhluk Hidup

2 September 2013   16:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:28 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1378114989870738602

Mamalia memiliki banyak spesies dengan interval antar kelahiran anak yang besar.  Gajah melahirkan anak sekitar 2 tahun sekali dengan umur mampu mencapai 70 tahun, dan paus beranak sekitar 5 tahun sekali dengan jangkauan umur sampai 80 tahun.  Sementara itu orangutan dianggap sebagai primata dengan jarak kelahiran terlama, mencapai 8 tahun, dan memiliki jangkauan umur mencapai 45 tahun.  Bandingkan dengan manusia yang bisa hamil kembali hanya diselingi beberapa minggu (walaupun ada kasus-kasus unik seperti jarak umur belasan tahun antara kakak dan adik), dan hidupnya rata-rata mencapai umur 75 tahun.  Ini masih jauh lebih lama dibandingkan dengan lalat yang hanya hidup berumur beberapa minggu di tahap dewasa dan hanya sekali kawin dalam hidupnya (sperma ditampung sekali dan persediaannya dipakai berkali-kali untuk bertelur). Bagaimana dengan tumbuhan?  Pohon sequoia raksasa mampu mencapai tinggi 85 meter dan berumur 3000 tahun, dengan rajinnya terus berbuah dan menebarkan biji sejak berumur 12 tahun.  Bandingkan dengan tumbuhan pisang, yang hanya berbuah sekali seumur hidupnya yang lamanya sekitar 3 tahun.  Bahkan akibat campur tangan manusia dalam menyeleksi turunannya, pisang yang sering kita makan ini berbunga dan berbuah yang memiliki biji, tapi tidak berfungsi sebagai alat reproduksi, mereka berkembang biak dengan metode tunas.  Buahnyapun berbeda sekali bentuk asalnya dibandingkan bentuk pisang yang kita makan sekarang, pisang itu bagaikan anjing di dunia tumbuhan.  Dikembang biakan manusia demi kepentingan dirinya, sampai berubah jauh dari nenek moyangnya dulu di saat masih hidup bebas di alam liar, namun itu adalah cerita lain. Secara logis kita akan terpancing untuk menyimpulkan bahwa semakin kecil ukuran suatu makhluk, maka umurnya akan semakin pendek dan daur perkembang biakannya juga akan semakin cepat.  Tapi baru-baru ini disimpulkan berbeda oleh para ilmuwan dari Program Pengeboran Laut yang telah mengumumkan penemuan mereka di konferensi Goldschmidt yang dihadiri oleh lebih dari 4 ribu ahli geokimia, di Florence, Italia.  Mereka melakukan penelitian pada bebatuan yang berlokasi sampai 2,5 kilometer di bawah dasar laut dan menyatakan bahwa ditemukan kehidupan yang beragam di bagian dalam, jauh di bawah permukaan bumi. [caption id="attachment_263063" align="alignnone" width="360" caption="mikroba"][/caption] Lebih menarik lagi, dikatakan oleh Inagaki Fumio dari agensi Jepang untuk ilmu pengetahuan dan teknologi bumi (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology), bahwa dalam sesendok teh batu hanya terkandung 1000 mikroba.  Jumlah ini jauh lebih sedikit daripada sesendok teh batu dari permukaan bumi yang biasanya memiliki milyaran bakteri.  Yang mencengangkan adalah, bahwa bakteri ini hanya berreproduksi setiap 10 ribu tahun, dan bebatuan di bawah dasar laut itu berumur 100 juta tahun. Di samping organisme bersel satu yang ditemukan di bebatuan dalam itu, Tim Engelhardt dari Universitas Oldenburg, Jerman, menunjukkan bahwa jumlah virus melebihi mikroba sampai 10x lipatnya.  Dan tidak berhenti sampai di sini saja, semakin dalam lokasinya, jarak perbandingan jumlah keduanya tampak semakin jauh.  Laju metabolisme bakteri purba ini sangatlah lamban sampai mencuat pertanyaan apakah ini masih bisa dikategorikan sebagai hidup, sementara mereka memperbanyak dirinya hanya sekitar setiap ribuan tahun sekali. Sumber: bbc.co.uk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun