Seorang komponis berkebangsaan Perancis menciptakan sebuah karya yang unik. Ia adalah Camille Saint-Saëns . Ia menciptakan karya yang bertajuk Carnival of the Animals (Carnaval des Animaux). Karya ini memuat 14 movement di dalamnya. Seperti namanya, 14 movement tersebut bertemakan macam-macam hewan. Keempatbelas movement itu adalah Introduction et marche royale du lion (Introduction and Royal March of the Lion), Poules et coqs (Hens and Roosters), Hémiones (animaux véloces) (Wild Asses (Swift Animals)), Tortues (Tortoises), L'Éléphant (The Elephant), Kangourous (Kangaroos), Aquarium, Characters with Long Ears, The Cuckoo in the Depths of the Woods, Volière (Aviary), Pianists, Fossils, Le cygne (The Swan), dan Final (Finale).
Salah satu karyanya yang terkenal adalah Le cygne atau dalam bahasa Inggris The Swan. Karya ini secara garis besar menggambarkan seekor angsa. Angsa direpresentasikan sebagai makhluk hidup yang erat dengan keanggunan, ketenangan, dan keindahan. Hal tersebut tergambar dalam suasana karya The Swan.
Sebelum lebih lanjut membahas karya The Swan, ada fakta unik dari karya Carnival of the Animals ini. Camille Saint-Saëns tak mengizinkan karya Carnival of the Animals-nya dipublikasikan ataupun dipertunjukan semasa hidupnya. Hal ini adalah karena ia tak ingin reputasinya terganggu. Musik dalam karyanya ini lebih merujuk pada konteks humor dan jenaka, sedangkan Camille Saint-Saëns terkenal sebagai komponis dengan karya-karyanya yang ‘serius.’ Namun, tidak semua karya dalam Carnival of the Animals ia ‘sembunyikan.’ Ada satu karyanya yang diizinkan untuk dipublikasikan, karya itu adalah The Swan.
Karya The Swan ditulis untuk format dua piano dan solo cello. Karya ini sudah banyak ditranskrip dan diaransir untuk format instrumen lainnya. Karya ini terkenal dan kerap dibawakan dalam versi solo cello dan diiringi oleh piano. Karya Carnival of the Animals pertama kali diperdanakan di private salon pada 9 Maret 1886. Namun, karya ini baru dipertunjukan untuk publik dua bulan setelah Saint-Saëns wafat, yaitu pada 25 Februari 1922.Â
Karya The Swan memiliki melodi yang dalam dan sederhana, namun indah. Karya ini terasa mengalir dan tenang, dengan pola broken chord oleh iringan piano. Pola ritmik pada piano 1 ini konstan sehingga membangun suasana air yang sedang tenang mengalir. Piano 2 tampil sebagai riak-riak air yang membentuk gelombang pada air. Riak-riak air ini dilukiskan dengan harmonic chord. Jika diperhatikan karya ini sangatlah unik. Masing-masing intrumen memiliki peran tesendiri. Iringan piano dalam karya ini 'bak' aliran air dan riak air, kemudian cello sebagai karakter angsa atau pencerita angsa.
Karya ini dimainkan dalam G mayor dalam birama 6/4. Karya ini dimainkan dengan tempo Andante Grazioso yang artinya dimainkan dengan lambat (slowly) dan anggun (gracefully). Interpretasi pada karya tentunya merujuk pada setiap individu pemain. Melodi pada karya ini terbilang cukup sederhana sehingga diperlukan vibrato untuk memberi interpretasi dan memperkaya kalimat. Vibrato yang digunakan pun bervariasi tergantung setiap individu. Ada yang lebih suka untuk memberi jeda atau 'memutus kalimat' sehingga vibrato antar frasa juga diputus, namun tetap memerhatikan kecepatan vibrato. Pada akhir frasa, vibrato dapat diturunkan intensitasnya sebelum mengakhiri frasa/kalimat.  Kemudian, ada pula yang lebih senang bila vibrato dimainkan terus-menerus, namun saat pergantian kalimat, vibrato perlahan diturunkan intensitasnya dan juga tekanan bow diturunkan, tetapi kalimat/frasa tidak diputus.Â
Karya lambat seperti ini diperlukan artikulasi dan intonasi yang baik. Ada pula hal kecil yang perlu dipertimbangkan saat memainkan karya lambat seperti The Swan, misalnya Timming teknik shifting terutama untuk shifting nada yang berjauhan seperti pada bar 4 ke 5. Karya The Swan ini bersifat legatto. Dalam karya ini, banyak digunakan tanda legatto. Dinamika dalam karya ini mengalir, dimulai dengan dinamika piano p, lalu dalam perjalanannya ada peningkatan dinamika, tanda dinamika cressendo dan decressendo juga ditemukan, hingga pada akhirnya karya ini berakhir dengan suasana yang tenang dan damai berdinamika pianissimo pp.   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H