Mohon tunggu...
Grace Paramesti
Grace Paramesti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seekor Gajah Menurut Berbagai Persepsi

29 September 2020   20:33 Diperbarui: 29 September 2020   20:53 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://blog.polinchock.com/

Saat melihat gambar tersebut mungkin tidak ada yang aneh bagi kita. Menurut kita gambar tersebut hanya gambar seekor gajah. Namun, pada gambar tersebut terlihat ada empat orang disabilitas netra yang menganggap bahwa apa yang mereka pegang saat itu bukanlah seekor gajah. Orang pertama ada yang menganggap bahwa apa yang Ia pegang saat itu adalah sebilah bambu, lalu orang yang lain menganggap bahwa apa yang Ia pegang adalah tembok, lalu orang lainnya menganggap bahwa yang Ia pegang adalah pilar, dan orang yang terakhir menganggap bahwa apa yang Ia pegang adalah tali. Apa yang mereka pikirkan tidaklah salah, karena mereka berpikir dan beranggapan seperti itu berdasarkan pada persepsi yang mereka miliki. Orang yang menganggap itu adalah sebuah bambu sedang memegang belalai gajah, orang yang menganggap itu adalah tembok sedang memegang badan gajah, orang yang menganggap itu adalah pilar karena Ia sedang memegang kaki gajah, sedangkan orang yang menganggap itu sebuah tali sedang memegang ekor dari gajah tersebut. Persepsi yang terbangun dari masing-masing orang tersebut tidak ada yang salah. Lalu, apa sebenarnya persepsi itu ? 

Persepsi adalah proses dimana seseorang dapat memilih, mengelola, menyimpan serta mengimprementasikan informasi-informasi yang diterima melalui kelima panca indera tersebut (Wagner dan Hollenbeck, 1995). Kelima panca indera yang dimaksud adalah  indera penglihatan, pendengaran, pengecap, sentuhan, dan penciuman. Persepsi bisa terbentuk tergantung dengan bagaimana orang tersebut mencerna tentang sesuatu melalaui indera yang dimilikinya. Hal tersebut juga bisa terbentuk dari pengalaman dan budaya yang telah mereka miliki atau mereka pelajari sebelumnya, sehingga persepsi tersebut bisa mereka miliki. Persepsi bisa saja berbeda-beda oleh setiap orang, hal tersebut bisa terjadi karena penerimaan dan pengalaman dari masing-masing orang berbeda  sehingga bisa membentuk persepsi yang berbeda-beda juga. Sehingga, persepsi masing-masing orang tidak akan ada yang salah.

Contoh lainnya misalnya, persepsi yang dimiliki oleh orang lain pada saat Ia mencoba makanan dengan cita rasa yang sudah pernah Ia coba sebelumnya di tempat yang berbeda. Ia bisa mengatakan bahwa makanan yang Ia makan dengan menu yang sama ditempat yang berbeda lebih enak daripada yang saat itu sedang Ia makan. Sedangkan temannya yang baru pertama kali memakan jenis makanan tersebut mengatakan bahwa makanan itu sudah memiliki rasa yang enak. persepsi yang dimiliki dari kedua orang tersebut tidaklah salah karena kedua orang memiliki pengalaman yang berbeda sehingga membentuk persepsi yang berbeda juga. 

Dengan begitu, kita bisa menghargai masing-masing persepsi yang dimiliki oleh orang lain. Karena persepsi tidak ada yang benar dan salah. Persepsi itu sendiri bisa terbentuk tergantung pada pengalaman dan penerimaan informasi dari masing-masing orang. 

Daftar Pustaka 

Savitra, K. 10 Pengetian Persepsi Menurut Ahli. https://dosenpsikologi.com/pengertian-persepsi-menurut-para-ahli diakses 29 September 2020. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun