Waktu menunjukkan pukul 16.32 WITA ketika Saya meluncur menuju Universitas Cendana (Undana) Kupang. Saya tidak ingin ketinggalan  pembukaan acara bergengsi : Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Mahasiswa Nasional ke 18 tahun 2024.
Tiga puluh menit kemudian Saya tiba di lokasi. Venue acara Pesparawi mahasiswa nasional kali ini diselenggarakan di Auditorium Graha Cendana, Jalan Adisucipto Penfui Kupang.Â
Di pintu masuk utama, berjejer anak-anak muda yang terlihat keren dalam balutan jas almamater mereka masing-masing. Wajah-wajah sumringah mereka menyebarkan energi yang positif. Saya membayangkan bagaimana merdunya suara mereka saat berlomba nanti.
Rupanya Saya ketinggalan acara ibadah menjelang pembukaan. Tak apalah, masih panjang daftar acara yang masih bisa dinikmati.
 Beruntung Saya bertemu dengan Ibu Sinta, salah satu panitia dalam event bergengsi ini. Saya diantar menuju tempat duduk di bagian tengah, cukup strategis untuk mengambil gambar dengan jelas.Â
Acara berskala nasional yang digelar dari tanggal 1  hingga tanggal 6 Oktober 2024 nanti memang  terbuka untuk umum. Masyarakat boleh bebas menyaksikan secara langsung, namun tentunya harus mengikuti peraturan yang menjadi kesepakatan bersama.Â
Maskot Burung Endemik Punglor Cendana
Ada yang istimewa dalam event ini. Sebagaimana halnya dengan event besar lainnya, kehadiran maskot menjadi ciri tersendiri.  Pesparawi kali ini mencoba menampilkan maskot yang berbeda, bukan komodo, tapi burung endemik  Geokicla peronii (Anis/Punglor cendana).Â
Pemilihan maskot ini memang ada alasannya. Burung yang hidup di Pulau Timor ini termasuk dalam keluarga Turdidae, Â dikenal dengan nyanyiannya yang merdu, penampilan yang mencolok, dan perilaku yang menarik. Â Ciri ini memang sangat tepat untuk mendeskripsikan peserta Pesparawi kali ini.Â
Maskot unik ini diberi nama Tsi, yang diambil dari bahasa Dawan di Pulau Timor, yang berarti menyanyi. Â Maskot unik ini mengenakan ikat kepala berwarna merah dan sarung tenun daerah Mollo, Kabupaten Timor Tengah Selatan.Â