Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita dari Kampus, dari Kompetisi Menjadi Prestasi

25 Juli 2024   10:22 Diperbarui: 25 Juli 2024   10:26 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa penerima beasiswa bersama Direktur, para pejabat dan perwakilan FOHG

Beberapa waktu lalu, kampus Poltekkes Kupang kedatangan tamu istimewa. Tamu dari Flinders Overseas Health Group (FOHG) yang diwakili oleh Pak Sebastian. 

Kerjasama Poltekkes Kupang dengan FOHG sudah berlangsung cukup lama, terutama dalam bidang penelitian maupun pengabdian masyarakat. 

Sejak dua tahun terakhir, FOHG juga memberikan bantuan beasiswa bagi beberapa mahasiswa, terutama untuk mahasiswa yang mengalami kendala ekonomi. Beasiswa yang diberikan sesuai dengan uang kuliah tunggal atau UKT mahasiswa.

Tentu saja, pemberian beasiswa kepada para mahasiswa ini telah melalui seleksi ketat di setiap Pogram Studi atau Jurusan, sehingga penerima beasiswa adalah mereka yang benar-benar membutuhkan dan juga memiliki prestasi tertentu. 

Pada kesempatan ini, ada tiga mahasiswa yang mendapatkan beasiswa. Mereka adalah Abimelek Manu dari Program Studi D3 Farmasi, Bergita Ema dari Prodi D3 Kebidanan dan Yakobus Armando Osias Use dari Prodi D4 Keperawatan.

Juara taekwondo

Abilemelekh Manu, salah satu penerima beasiswa rupanya adalah atlet taekwondo. Pemegang sabuk hitam Dan 1 ini adalah salah satu atlet binaan dari Kodim 1618 Timor Tengah Utara (TTU).

Selama masa SMA, Abimelekh dilatih secara intens oleh pelatihnya, Micky A. Bire, pemilik sabuk hitam Dan 5.   

Prestasi Abimelekh Manu di cabang olahraga taekwondo (Foto : Abilemelekh/dokpri)
Prestasi Abimelekh Manu di cabang olahraga taekwondo (Foto : Abilemelekh/dokpri)

Anak kedua dari tiga bersaudara ini lahir di Kefamenanu, Kabupaten TTU-NTT, tanggal 2 April 2004 dari Ayah Alfred Manu dan ibu Damaris Layleo.  

Kecintaan Abimelekh akan olahraga taekwondo mengantarkannya untuk bergabung  di Sekolah Keberbakatan Olahraga (SMANKO) Flobamorata Kupang.

Di SMANKO, Abimelekh tetap  bersekolah layaknya sekolah pada umumnya. Saat itu  jurusan yang dipilihnya adalah IPA. Namun demikian bersama teman-teman lainnya, mereka ditempa secara ekstra. 

Abimelekh  Manu (ke dua dari kanan) saat mendapat juara (Foto : Abimelekh)
Abimelekh  Manu (ke dua dari kanan) saat mendapat juara (Foto : Abimelekh)

"Mental dan fisik kami dilatih untuk untuk dapat bersaing di ajang nasional maupun internasional, hingga kami selesai mengikuti pendidikan di SMA" demikian Abimelekh memberi penjelasan.

Rupanya kerja keras dan  tempaan yang didapatnya selama tiga tahun tidaklah sia-sia.  Tahun 2022, Abimelekh menyabet juara 2 taekwondo pada Pekan Olahraga NTT. 

Pada tahun yang sama dia juga meraih juara 3 pada kejuaraan KEJATI Cup I RI-RDTL atau Timor Leste. Abimelekh mengulang posisi yang sama pada kejuaraan yang sama pada tahun 2024  untuk meraih KEJATI Cup II RI-RDTL.

Saat ini, selain  sebagai mahasiswa Prodi Farmasi Poltekkes Kupang, Abimelekh yang memiliki cita-cita sebagai seorang apoteker, juga berusaha mengatur waktu untuk tetap berlatih taekwondo dua kali dalam seminggu. 

Sebagai salah satu atlet titipan selama berada di Kupang, Abimelekh  bergabung dengan Dojang Naikolan Taekwondo Center/NTC dibawah asuhan pelatih Roy Van Diron. 

Hobby menulis

Mari kita tengok salah satu penerima beasiswa lainnya, dari Prodi D3 Kebidanan. Namanya Bergita Ema. Bergita lahir di Ebak, FLores Timur, 15 Juni 2002. 

Ayahnya, Yosep Suban Kelen dan Ibunya, Agnes Jawa Lion adalah support system terbaik bagi Bergita yang selalu mendorong sang anak untuk meraih cita-citanya. 

Bergita sendiri yang memiliki cita-cita sebagai seorang bidan yang siap memberikan pelayanan terbaik  untuk kesehatan ibu dan anak. 

Bergita juga memiliki prestasi tersendiri. Pernah mendapatkan medali perak dalam lomba sains nasional yang diselenggarakan secara daring, dirinya juga berpretasi dalam lomba debat bahasa Indonesia dan juga dalam bidang olahraga volly. 

Ternyata Bergita memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Memiliki akun sendiri untuk menuliskan novel pada platform media sosial khusus, Bergita telah meluncurkan beberapa karya dengan genre  fiksi maupun puisi di sana. 

Tangkapan layar Puisi karya Bergita Ema (Dokpri)
Tangkapan layar Puisi karya Bergita Ema (Dokpri)

Pada akhirnya, perjalanan Abimelekh maupun Bergita tidak hanya menjadi kebanggan bagi kampus, namun juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya.

Ya, kamu bisa karena kamu mau!

Kupang, 25 Juli 2024

Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun