Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Melindungi Sumber Air, Melindungi Keluarga dari Penyakit

22 September 2024   22:05 Diperbarui: 23 September 2024   09:07 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Nattaphat Phau/Pexels

Bila dilihat dari tingkat keamanan, air perpipaan berada pada angka 24%; sumur gali dan sumur bor pada angka 15,4%; air hujan dan lainnya 15%, sedangkan mata air hanya mencapai angka 7%. 

Air dan penyakit 

Rendahnya tingkat keamanan air tentu saja berdampak pada kesehatan masyarakat. Kehadiran bakteri Eschericia coli sebagai salah satu indikator dalam persyaratan bakteriologis, mengindikasikan adanya pencemaran oleh tinja manusia ataupun hewan berdarah panas. Artinya, mikroorganisme patogen lainnya juga pasti ada di dalam sampel air tersebut. 

Air yang tidak aman berpotensi untuk munculnya penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air, seperti polio, hepatitis A, kolera, tifus, schistosomiasis, leptospirosis dan sebagainya.

Kekurangan air bersih pun berpengaruh pada meluasnya penyebaran penyakit kulit seperti scabies, frambusia, trachoma, penyakit kulit akibat jamur dan lainnya. 

Penyakit-penyakit ini tidak ditularkan langsung melalui air yang diminum, tetapi lebih terkait dengan ketidakmampuan menjaga higiene pribadi karena kurangnya air.

Air tergenang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk (Foto : Pexels/Suraphat Nuea-on)
Air tergenang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk (Foto : Pexels/Suraphat Nuea-on)

Minimnya akses layak terhadap air minum, berpotensi untuk meningkatnya penyakit yang ditularkan oleh vektor (hewan pembawa penyakit, seperti nyamuk) yang berkembang biak di lingkungan berair.

Untuk mengatasi kekurangan air, masyarakat cenderung menampung air, yang bila tidak dikelola dengan tepat, justru menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. sebagai vektor DBD atau Chikungunya. 

Faktor kekurangan sumber air bersih pun menjadi faktor risiko meningkatnya kasus malaria, filariasis maupun Japanesse encephalitis.

Masyarakat yang mengakses air di sumber air permukaan, sumur gali atau mata air yang digunakan bersama oleh banyak orang, kemungkinan akan terpapar lebih sering dengan nyamuk yang hidup di sekitar lingkungan yang lembab. 

Kualitas air menurun

Salah satu isu dan tantangan besar yang dihadapi sektor air minum Indonesia adalah penurunan kualitas sumber air dan beban penyakit. Melansir Unicef (2024), ada tujuh juta anak Indonesia yang mengalami stunting dan diare akibat tercemarnya sumber-sumber air yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun