Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bahagia Itu, Ternyata Sesederhana Ini

1 Maret 2024   23:26 Diperbarui: 2 Maret 2024   20:19 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Pancasila (Foto:theodolfi)

Tak afdol rasanya ketika pergi ke suatu tempat, namun melewatkan momen memanjakan diri sendiri. Memanjakan diri versi me, salah satunya adalah menikmati suatu sudut yang membuat hati bahagia. Tentu saja, ukuran bahagia untuk setiap orang berbeda-beda, jadi tidak bisa dibandingkan antara satu dengan lainnya. 

Perjalanan mengunjungi suatu lokasi pun menjadi salah satu hal yang bisa dinikmati. Bahkan bisa membuat hormon endorfin mengalir dengan lancar. Sesimpel itu. 

Menikmati penerbangan eksklusif

Penerbangan dari Kupang menuju Ende kali ini benar-benar terasa istimewa. Bagaimana tidak, penerbangannya tepat waktu, dan... penumpangnya hanya enam orang! Saya bersama seorang teman, serasa sedang menikmati terbang dengan pesawat pribadi. 

Awak pesawat meminta kami berdua untuk duduk di bagian paling depan, persis di bagian jendela darurat. Dibekali dengan instruksi bagaimana cara membuka jendela darurat saat terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.

Bandara di Ende dengan latar belakang Gunung Meja (Foto:theodolfi)
Bandara di Ende dengan latar belakang Gunung Meja (Foto:theodolfi)

Empat penumpang lainnya, duduk di bagian paling belakang. Memang, cuaca di musim penghujan yang kurang bersahabat, menjadi salah satu penyebab mengapa pesawat nyaris kosong. Harga tiket pesawat antar pulau yang selangit pun menjadi alasan berikutnya. 

Ya, sejak tidak beroperasinya beberapa maskapai yang tadinya melintas antar pulau, dominasi satu maskapai saat ini kemudian menjadi penyebab harga tiket gila-gilaan seperti sekarang.

Monumen Pancasila di Simpang Lima

Ini bukan Simpang Lima di Semarang yang terkenal itu. Simpang Lima ini terletak persis di depan bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende. Disini juga ada Monumen Pancasila.

Monumen ini dibangun kembali setelah gempa bumi tektonik 12 Desember 1992. Monumen ini dilengkapi dengan lima pilar bermotif yang berdiri tegak beserta lima sila Pancasila tertulis di atas plakat berwarna hitam. 

Monumen Pancasila (Foto:theodolfi)
Monumen Pancasila (Foto:theodolfi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun