Kota Reinha, kota yang diberkati Maria, adalah julukan untuk Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Terletak pada ujung timur Pulau Flores, kota ini juga disebut sebagai Tanjung Bunga, Cabo de FLores dalam bahasa Portugis. Penamaan kota ini mengikuti sejarah panjang penjajahan Portugis di dalamnya.Â
Tahun ini, Kota Reinha kembali dipenuhi lautan peziarah yang mengikuti prosesi Semana Santa. Setelah ditutup kurang lebih tiga tahun terakhir akibat pandemi Covid-19, pintu wisata bagi peziarah di Kota Reinha kembali dibuka untuk umum.Â
Pemerintah Provinsi NTT bahkan menyediakan angkutan laut (ferry) gratis dari Kupang dengan tujuan Larantuka, bagi para peziarah yang ingin mengikuti prosesi ini secara langsung. Syaratnya mudah, hanya perlu mendaftar pada link yang dibagikan, dan siap untuk dibawa ke Kota Reinha.Â
Bale Nagi di Hari BaeÂ
Semana Santa, berasal dari bahasa Portugis semana, yang berarti seminggu atau sepekan, dan sancta yang berarti suci. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Hari Bae atau hari yang penuh rahmat.
Umumnya para perantau akan pulang untuk turut merayakan Hari Bae bersama keluarga masing-masing. Tradisi pulang kampung ini dikenal dengan istilah bale nagi. Bale nagi di Hari Bae dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengunjungi makam keluarga serta para leluhur mereka.
Perayaan Pekan Suci dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka. Perayaan ini dimulai dari Minggu Palma, Rabu Trewa/Rabu Pengkhianatan, Kamis Putih, Jumat Agung (Sesta Fiera), Sabtu Suci atau Sabtu Santo dan Minggu Halleluya atau Minggu Paskah.
Prosesi mengelilingi Katedral saat Minggu Palma dan Rabu TrewaÂ
Rangkaian Semana Santa diawali dengan perayaan liturgi Minggu Palma; masyarakat setempat menyebut perayaan ini sebagai Dominggu Ramu. Prosesi mengelilingi Katedral dilakukan untuk mengenang Yesus memasuki Kota Yerusalem dan disambut dengan sorak sorai.