Sedikit saja air hujan yang tertampung pada wadah seperti kaleng, botol, tempurung kelapa, talang air, bahkan ban bekas, sudah cukup membuat nyamuk ini bisa hidup dan berkembangbiak.
Nyamuk butuh air dalam siklus hidupnya
Apapun jenis nyamuknya, pasti membutuhkan air dalam hidupnya. Nyamuk penyebar DBD pun akan meletakkan telurnya pada permukaan air, terutama pada dinding tempat penampungan air.Â
Tempat penampungan air yang tidak ditutup, seperti bak air, drum, gentong, ember menjadi tempat favorit Aedes aegipty untuk meletakkan telurnya.Â
Vas bunga segar kesayangan bunda dan tempat minum burung piaraan Ayah pun tidak luput dari kehadiran jentik ini.Â
Siklus hidup nyamuk sangat singkat
Nyamuk Aedes aegipty memiliki empat siklus, mulai dari telur, jentik atau larva, pupa dan nyamuk dewasa. Fase telur hingga pupa dihabiskan di air, sedangkan fase dewasa berada di udara.Â
Untuk berubah dari fase telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu bervariasi, kurang lebih 10 hingga 14 hari, bahkan bisa lebih cepat dari itu, sangat tergantung dari suhu dan kelembaban udara.Â
Nyamuk betina dewasa memiliki umur beberapa hari hingga satu bulan, dan selama masa hidupnya bisa kawin beberapa kali.Â
Nyamuk betina dewasa memiliki peran dalam penularan virus dengue; dan butuh darah hewan atau manusia untuk mematangkan telurnya. Untuk ini, biasanya nyamuk akan terbang mencari sumber darah.Â
Radius jarak terbang nyamuk dewasa dari tempat perkembangbiakannya adalah 100 meter, sangat tergantung juga dengan kecepatan angin saat itu.Â
Jadi jubatik di rumah, yuk!
Menjadi seorang jubatik atau juru pembasmi jentik bisa dilakukan oleh siapa saja. Tidak perlu biaya, hanya perlu usaha dan kemauan saja.
Bunda dapat mengambil peran untuk melakukan pencegahan terhadap penularan penyakit DBD dengan menjadi seorang jubatik di rumah sendiri dan lingkungan sekitar rumah.Â